Impor Minyak Tak Lagi Lewat Petral, Apa yang Berubah?

Impor Minyak Tak Lagi Lewat Petral, Apa yang Berubah?

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 21 Sep 2016 18:44 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) telah dibubarkan sejak Mei 2015 lalu. Kini pengadaan minyak Pertamina dilakukan melalui Integrated Supply Chain (ISC) yang berkedudukan di dalam negeri, bukan lagi lewatPetral di Singapura.

Apa yang bedanya pengadaan minyak lewat Petral dan ISC?

VP ISC Pertamina, Daniel Purba, mengklaim bahwa setelah Petral bubar dan proses pengadaan minyak dilakukan oleh ISC, tender-tender pengadaan minyak lebih terbuka, proses bisnisnya dilakukan dengan benar, tidak ada lagi permainan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses bisnis yang berbeda adalah kita membuka kesempatan untuk semua pemain, perusahaan di dunia perdagangan internasional untuk bisa berkompetisi secara terbuka, fair ke Pertamina," ujar Daniel dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Dia menambahkan, kini impor minyak dilakukan Pertamina secara langsung ke produsen-produsen minyak dunia, tidak lagi melalui calo-calo. Harga minyak yang diperoleh jadi lebih murah.

"Kita memperpendek mata rantai transaksi perdagangan. Tadinya ada beberapa tahapan transaksi, sekarang bisa langsung. Tentu mereka (produsen minyak) bisa menawarkan dengan harga kompetitif. Harga yang ditawarkan harus kompetitif biar menang. Dengan berjalannya waktu itu terjadi. Itu jelas terlihat, kita bisa dapat harga yang semakin baik," tuturnya.

Namun, Daniel enggan mengungkapkan bagaimana pihaknya dapat memastikan bahwa pembelian minyak benar-benar dilakukan tanpa perantara.

"Kita memutus rantai sehingga pembelian lebih murah. Caranya? itu rahasia dapur kita lah," tukasnya.

Dia hanya mengatakan, kini semakin banyak jenis minyak mentah yang ditawarkan pada Pertamina. Itu merupakan dampak keterbukaan yang dilakukan dalam proses pengadaan.

"Yang menawarkan jenisnya (crude) makin banyak, harganya makin kompetitif, that's good. Dari Januari sampai September ini sudah hampir 30 jenis crude tambahan yang kita coba. Saat tender kita tandingkan dengan yang existing. Kita datangi langsung yang punya crude," dia mengungkapkan.

Berkat diversifikasi pasokan minyak mentah ini, menurut Daniel, Pertamina menjadi lebih efisien. Dari pengadaan, efisiensi sampai Juli diklaim sudah mencapai US$ 122,2 juta.

"Efisiensi sampai Juli kita sudah mencapai US. 122,2 juta dari pengadaan. Target kita di akhir 2015 lalu, kita pasang target efisiensi US$ 100 juta. Tapi market begitu dynamic, kita terus cari peluang, sehingga kita bisa mendapat efisiensi yang jauh lebih baik dari yang kita perkirakan," papar Daniel.

"Mudah-mudahan sampai akhir tahun naik terus. Angka efisiensi ini dari pengadaan crude dan produk, CPD (Crude Processing Deal), dan pembelian minyak domestik dari KKKS," tutupnya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads