"Ada penurunan impor premium. Rata-rata impor premium 7 juta barel per bulan, mulai Agustus turun, bergeser ke Pertamax. Trennya terjadi peningkatan di pertamax," kata SVP ISC Pertamina, Daniel Purba, dalam diskusi di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Turunnya konsumsi ini membuat stok premium melebihi ambang batas. Maka untuk sementara Pertamina menghentikan dulu impor premium. Sebaliknya stok pertamax ditingkatkan karena sudah di bawah angka aman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Impor premium di bulan Oktober sampai Desember 2016 diperkirakan menurun sampai kisaran 5 juta barel/bulan. Sementara impor pertamax naik dari kisaran 2 juta barel/bulan menjadi sekitar 3,5 juta barel/bulan.
"Impor premium turun jadi 5 juta barel/bulan, pertamax akan naik jadi 3,5 juta barel/bulan di Oktober-Desember ini," ujar Daniel.
Sementara impor minyak mentah stabil di kisaran 13 juta barel per bulan hingga akhir tahun. Demikian juga impor Liquefied Petroleum Gas (LPG), stabil di kisaran 350.000 metrik ton per bulan.
"Minyak mentah sekitar 13 juta barel per bulan, LPG 350.000 metrik ton per bulan, merata," tutupnya. (dna/dna)