Nota kesepahaman diteken langsung oleh Direktur Utama Pertamina dan CEO Sonatrach. Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Dirjen Migas Kementerian ESDM dan Pemerintah Aljazair yang diwakili Menteri Energi turut hadir menyaksikan.
Kerja sama yang mencakup sektor hulu maupun hilir migas ini, merupakan kelanjutan dari kesepahaman yang sudah dicapai kedua perusahaan pada 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Melalui anak perusahaannya, yakni PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP), Pertamina terus menggenjot peningkatan kontribusi produksi migas dari luar negeri. Hingga Agustus 2016, produksi PIEP telah mencapai 120.590 barel setara minyak per hari, atau 15,38% di atas target perusahaan sebesar 104.950 barel setara minyak per hari.
Kontribusi terbesar produksi dari asset luar negeri Pertamina, bersumber dari Irak dengan tingkat produksi net to share 43,7 ribu barel setara minyak per hari. Di susul dengan Aljazair dengan produksi net to share sebesar 41,13 ribu barel setara minyak per hari, dan Malaysia 35,77 ribu barel setara minyak per hari.
Berbekal nota kesepahaman ini, Pertamina dan Sonatrach akan melakukan analisis dan evaluasi atas peluang ekplorasi produksi baik di Aljazair, Indonesia, dan negara lain.
"Pertamina dan Sonatrach juga memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek hulu, hilir, dan services migas di kedua negara," imbuh Dwi.
![]() |
Beberapa peluang kerja sama lainnya juga dijajaki, seperti pertukaran informasi industri gas alam dan turunannya, termasuk kerja sama di bidang LNG, bisnis minyak mentah, kondensat, petrokimia, LPG, dan optimasi pemasaran migas.
Selain itu, kedua perusahaan juga dapat melakukan kerja sama riset dan pengembangan serta peningkatan kapabilitas dan pertukaran ahli. (wdl/wdl)