Suka Duka Ahli Perminyakan RI yang Ngebor di Tengah Gurun Sahara

Laporan dari Aljazair

Suka Duka Ahli Perminyakan RI yang Ngebor di Tengah Gurun Sahara

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 03 Okt 2016 10:07 WIB
Foto: Aznaldi Augustia, Operations Manager Lapangan MLN (Michael Agustinus - detikFinance)
Hassi Messoud - PT Pertamina (Persero) memburu minyak hingga ke Aljazair sebagai upaya menjaga ketahanan energi nasional. Ladang minyak yang dioperasikan Pertamina bernama Lapangan Menzel Lejmat North (MLN).

Lapangan yang termasuk dalam Blok 405A ini terletak di tengah Gurun Sahara, 800 kilometer (km) dari Kota Alger, 200 km dari perbatasan dengan Libya.

Di tengah Gurun Sahara ini, ada 12 ahli perminyakan asal Indonesia yang dipekerjakan oleh Pertamina, semuanya menempati posisi strategis. Salah satunya adalah Aznaldi Augustia, Operations Manager Lapangan MLN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria berdarah Minang ini menceritakan suka duka bekerja di Lapangan MLN, saat detikFinance berkunjung ke sana Jumat (30/9/2016) lalu. Hal paling tidak menyenangkan baginya adalah saat keluarganya di Indonesia ada yang sakit, sementara ia berada jauh di tengah padang pasir.


"Kalau keluarga sakit sementara kita nggak bisa berbuat apa-apa, kan kepikiran juga. Apalagi kalau meninggal. Kita memang diizinkan pulang kalau keluarga sakit keras sampai masuk rumah sakit, Pertamina sangat care. Tapi kalau misalnya anak di rumah sakit demam atau pusing kan kita pasti kepikiran. Saya punya istri dan anak satu," tutur Aznaldi.

Para awak Lapangan MLN bekerja selama 4 minggu, lalu diberi libur selama 4 minggu, dan lalu kembali bekerja lagi selama 4 minggu, begitu seterusnya. Aznaldi dan para pekerja Indonesia lainnya pulang ke tanah air sebulan sekali.

"Biasanya pulang sebulan sekali," ucapnya.

Meski berat jauh dari keluarga, Aznaldi yang bekerja setiap hari sejak pukul 7 pagi hingga 7 malam mengaku menikmati pekerjaannya. Di sela-sela waktu luangnya, Aznaldi melakukan hobinya, yaitu memasak, untuk menghilangkan kebosanan. Selain itu, dia dan para pekerja MLN sering nonton bareng (nobar) pertandingan sepak bola.

"Kalau ada bola kadang kita nonton ramai-ramai," kata dia.

Dirinya juga kerap menyempatkan diri memperkenalkan Indonesia pada orang-orang Aljazair lewat kuliner.

"Kami memperkenalkan masakan Indonesia, saya ajarkan ke chef di sini. Misalnya rendang, nasi goreng. Kacang bawang saya bagi-bagi ke pekerja di sini, mereka senang sekali," dia mengungkapkan.

Bagi Aznaldi, memimpin ratusan pekerja yang multi etnis di Lapangan MLN menjadi kebanggaan tersendiri. Ia membuktikan, orang Indonesia punya kemampuan memadai, tak kalah dari ahli-ahli perminyakan negara lain.

"Tantangan berat (memimpin operasi Lapangan MLN), misalnya saat shutdown. Tapi kalau sukses ada kebanggaan tersendiri. Kalau sukses, ini membuktikan kita nggak hanya jago kandang," tutupnya. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads