PLTU Cilacap Ekspansi dimiliki oleh Independent Power Producer, yaitu PT Sumber Segara Primadaya (S2P). S2P adalah perusahaan patungan milik PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP) dan PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB).
"Siang ini kita melaksanakan groundbreaking PLTU Cilacap Ekspansi Tahap II 1x1.000 MW. Ada 8 lokasi di Jawa Bali yang PLTU di atas 1.000 MW dalam program 35.000 MW. PLTU Cilacap Ekspansi ini salah satunya," kata Direktur Pengadaan PLN, Supangkat Iwan Santoso, dalam sambutannya saat groundbreaking di Cilacap, Rabu (12/10/2016).
![]() |
PLTU Cilacap Ekspansi sudah menggunakan teknologi ultra supercritical boiler yang memiliki efisiensi tinggi dan ramah lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberadaan PLTU Cilacap Ekspansi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan industri, mendukung pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Saat ini pemerintah menggalakkan pembangunan infrastruktur, salah satunya listrik. Tentu tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan memajukan kesejahteraan masyarakat," ucap Iwan.
Pembangunan PLTU raksasa proyek 35.000 MW yang pertama kali dibangun ini ditargetkan selesai dalam 39 bulan atau kuartal I 2020. Tetapi S2P berjanji akan berupaya mempercepat sehingga bisa mulai beroperasi di pertengahan 2019.
"Ini merupakan langkah awal, pembangunan PLTU ini akan memakan waktu kurang lebih 39 bulan, selesai 2019. Tapi kami akan berusaha mempercepat sehingga penyelesaian kami rencanakan pertengahan 2019. Kami menyadari tidak mudah dan perlu kerja keras. Dengan pengalaman yang kami miliki dalam pembangunan unit sebelumnya, kami dapat mewujudkan hal tersebut," kata Direktur Utama S2P, Mohamad Rasul.
![]() |
Total biaya investasi untuk PLTU Cilacap Ekspansi mencapai US$ 1,389 miliar atau sekitar Rp 18,2 triliun. Konsorsium IPP S2P berutang ke Bank of China, China Development Bank, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk proyek ini.
"Kami mendapat komitmen pembiayaan dari Bank of China US$ 1 miliar. Sedangkan dari dalam negeri dari BRI berupa kredit investasi sebesar US$ 300 juta," tukasnya.
Setelah beroperasi nanti, PLTU Cilacap akan memasok ke jaringan 500 kV Jawa-Bali melalui Gardu Induk Tegangan Tinggi (GITET) Adipala dan diteruskan ke GITET Kesugihan.
"Kami berharap proyek ini mampu menjadi bagian dari solusi PLN untuk menerangi seluruh Indonesia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi," tutup Direktur Utama PJB, Iwan Agung. (hns/hns)