Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, menyebut 'saudara-saudaranya' itu malah menjual bahan bakar dengan harga relatif lebih murah pada pihak swasta. Kini PLN mulai meminta penurunan harga dari mereka agar biaya produksi listrik bisa lebih murah.
"Kami sebenarnya membayar jauh lebih mahal dibanding mereka menjual ke swasta atau pihak lain. Kami harus mulai mengevaluasi efisiensi-efisiensi untuk diri kami sendiri," kata Sofyan, dalam rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (13/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah kita evaluasi semua, mahal kemarin-kemarin. Sekarang sudah mending, turun. Kita dapat efisiensi Rp 40 triliun energi primer dari harga dan volume dari situ. Semua beli dari BUMN, turunin harganya," ujarnya.
Tapi PLN menilai masih bisa dilakukan efisiensi lagi. Negosiasi harga bahan bakar dengan sesama perusahaan pelat merah masih terus dilakukan. "Nggak, masih tetap, pokoknya turun. Semuanya harus turun lagi. Kalau dia bisa ngasi ke si A 10, ke saya harus 9, maksimum 10," tukas Sofyan.
Penurunan harga bahan bakar ke tingkat yang wajar ini dilakukan supaya masyarakat bisa mendapatkan listrik dengan harga lebih rendah. Kalau harga listrik murah, beban masyarakat berkurang, industri pun lebih berdaya saing.
"(Batu bara) PT BA kita ongkosnya berapa, jaraknya berapa, kita kaji. Kenapa kita beli lebih mahal? Kalau dulu kan penugasan-penugasan, sekarang keekonomiannya harus dihitung dengan baik. Kalau listrik naik, masyarakat marah," pungkasnya. (wdl/wdl)











































