Pasokan listrik ke Jakarta sudah aman, namun Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET), Gardu Induk (GI), dan transmisi yang mengalirkan listrik ke Jakarta sudah kelebihan beban.
Ada 11 GITET yang mendistribusikan listrik ke Jakarta, yaitu GITET Cilegon, Bekasi, Cawang, Depok, Cibinong, Gandul, KIT Muara Karang, Kembangan, KIT Lontar, Balaraja, dan KIT Priok. 7 dari 11 GITET sudah kelebihan beban (overload).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan GITET lain sudah sangat tinggi bebannya, di atas 80%, bahkan GITET Cawang bebannya sampai 99%. Kondisi ini berbahaya karena pemadaman listrik tak terhindarkan ketika ada sedikit saja gangguan di salah satu GITET.
Untuk mengurangi beban di masing-masing GITET itu, PT PLN (Persero) hari ini mulai membangun GITET Lengkong 500 kV berkapasitas 2 x 500 MVA di di Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, Tangerang-Banten. Selain itu akan dibangun juga GITET Tambun dalam waktu dekat. Kedua GITET yang ditargetkan rampung pada pertengahan 2018 ini dapat mengurangi beban di masing-masing GITET hingga tinggal 60%.
"Setelah GITET Lengkong ini akan efektif juga GITET Tambun, kontrak pembangunannya juga sudah ditandatangani, hari ini pembebasan lahan tuntas, kapasitasnya juga 2 x 500 MVA. Mudah-mudahan beban GITET bisa kita turunkan ke rata-rata 60% dengan masuknya 2 GITET ini, Lengkong dan Tambun. Masing-masing selesai 500 hari, pertengahan 2018 selesai," papar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN, Murtaqi Syamsuddin, saat groundbreaking GITET Lengkong di Tangerang, Jumat (14/10/2016).
Dengan beroperasinya GITET Lengkong dan GITET Tambun pada 2018, Jakarta bisa bebas dari pemadaman listrik. Sebagai gambaran, bila terjadi gangguan di GITET Balaraja, listrik bisa dialihkan ke GITET Lengkong yang masih punya ruang 40% dari kapasitasnya. Dengan begitu, listrik tetap mengalir ke pelanggan, tak perlu dilakukan pemadaman.
"Sudah bisa kita manuver, kita sudah nambah 1.000 MVA di Balaraja, itu mengurangi beban. Besok kita operasikan di Cawang 500 MVA. Lengkong dan Tambun juga akan mengurangi lagi. Misalnya ada gangguan di Balaraja, bisa kita alihkan ke Lengkong, ke Duri Kosambi," ujar Murtaqi.
PLN optimistis GITET Lengkong dan Tambun bisa selesai tepat waktu pada 2018 karena pembebasan lahan sudah beres. Kendala terbesar telah terlewati. "Pembebasan lahan untuk Lengkong dan Tambun sudah clear. Untuk distribusi saya asumsikan tidak ada masalah," tuturnya.
Selain 2 GITET itu, akan dibangun juga GITET Kembangan, Duri Kosambi, Tanjung Priok, dan Muara Tawar. Tambahan GITET ini juga untuk menampung tambahan pasokan listrik ke Jakarta, yaitu dari PLTGU Muara Karang Ekstensi 500 MW, PLTGU Muara Tawar 600 MW, dan PLTU Jawa II 1 x 800 MW.
"Setelah GITET Lengkong dan Tambun, kita tuntaskan GITET Kembangan 2 x 500 MVA, Duri Kosambi 2 x 500 MVA, Tanjung Priok, terus Muara Tawar. Ini bagian dari Looping Jakarta, itu akan membentuk loop 500 kV di Jakarta, ini akan memperkuat kelistrikan di Jakarta. Kira-kira ada 6.000 MVA yang harus kita selesaikan dalam 3 tahun ke depan," ungkap Murtaqi.
Semuanya harus selesai pada Mei 2019. "Kalau GITET Duri Kosambi, Muara Karang, Priok, Muara Tawar, harus selesai bersamaan dengan PLTU Jawa II. 30 bulan sejak signing loan, jadi Mei 2019. Pembangkitnya kita bangun, transmisi dan GITET-nya juga kita bangun," pungkasnya. (dna/dna)