Jonan dan Arcandra Punya Banyak PR, Warisan Masalah dari Masa Lalu

Jonan dan Arcandra Punya Banyak PR, Warisan Masalah dari Masa Lalu

Michael Agustinus - detikFinance
Sabtu, 15 Okt 2016 09:35 WIB
Jonan dan Arcandra Punya Banyak PR, Warisan Masalah dari Masa Lalu
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menunjuk Ignasius Jonan untuk menduduki posisi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Arcandra Tahar yang sebelumnya dicopot dari kursi Menteri ESDM karena masalah dwikewarganegaraan dilantik menjadi Wakil Menteri ESDM mendampingi Jonan.

Dwitunggal baru Kementerian ESDM ini tak bisa bersantai-santai, harus segera bekerja keras karena sudah banyak pekerjaan rumah menunggu. Sektor energi dan sumber daya mineral punya segudang masalah yang belum terselesaikan sejak menteri-menteri sebelumnya.

Misalnya revisi Undang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Migas (UU Migas), revisi Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Minerba (UU Minerba), upaya peningkatan produksi migas, tingginya harga gas domestik, penyelesaian proyek 35.000 MW, hingga pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah-masalah yang harus segera diselesaikan oleh beliau berdua (Jonan dan Arcandra) sebenarnya masih sama dengan sebelumnya. Ada revisi UU Migas dan UU Minerba, upaya menggenjot eksplorasi migas, harga gas, proyek listrik 35.000 MW, mendorong EBT," ujar Pengamat Energi, Pri Agung Rakhmanto, kepada detikFinance di Jakarta, Jumat malam (14/10/2016).

Pri berpendapat, Jonan maupun Arcandra tergolong sosok baru di dunia ESDM Indonesia. Mereka berdua butuh dukungan dari banyak pihak agar dapat menyelesaikan tumpukan pekerjaan rumah yang belum sempat diselesaikan pendahulu-pendahulunya.

"Beliau berdua orang-orang yang relatif baru di ESDM Indonesia, butuh dukungan dari banyak pihak karena tantangannya berat," ujarnya.

Jonan dan Arcandra diharapkan dapat memberi warna baru bagi sektor ESDM karena masih 'fresh'. Kemampuan manajerial Jonan dan kemampuan teknis Arcandra bisa menjadi kombinasi yang bagus.

"Karena fresh, mungkin bisa melakukan terobosan," ucap Pri.

Namun Pri menambahkan, kalau dwitunggal ini bisa mengurai benang kusut di sektor ESDM di sisa waktu 3 tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla saja itu sudah sangat bagus. Tak perlu membuat hal-hal baru, cukup menyelesaikan masalah yang sudah ada saja sudah bagus.

"Kalau beliau berdua bisa segera menyelesaikan persoalan-persoalan lama yang menggantung dalam 3 tahun saja itu sudah sangat bagus," tutup Pri. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads