Harga BBM Papua Lebih Mahal Daripada di Jawa, Pertamina: Ada Pemainnya

Harga BBM Papua Lebih Mahal Daripada di Jawa, Pertamina: Ada Pemainnya

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Senin, 17 Okt 2016 15:11 WIB
Harga BBM Papua Lebih Mahal Daripada di Jawa, Pertamina: Ada Pemainnya
Foto: Muhammad Idris
Jayapura - Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, tapi masih ada wilayah yang kesulitan mendapatkan akses Bahan Bakar Minyak (BBM). Kalaupun ada, harga BBM-nya jauh lebih tinggi dari harga yang ditetapkan secara nasional.

Hal ini pula yang menjadi perhatian pemerintah. Melalui BUMN energi, PT Pertamina (Persero), pemerintah mencoba untuk menyamaratakan harga BBM di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. Caranya melalui penyediaan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti SPBU dan Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS).

Namun ternyata upaya tersebut bukan tanpa hambatan. Seperti yang dilakukan Pertamina di Kabupaten Intan Jaya di Papua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, ada sejumlah pihak yang sempat berusaha untuk menggagalkan upaya tersebut, lantaran mengambil manfaat dari tingginya harga BBM.

"Di situ ada beberapa oknum yang bisnis BBM dan itu mengambil manfaat dari tingginya harga BBM (dari angkutan). Jadi kalau misalnya kami drop, bisnis itu hilang. Ini adalah termasuk orang yang berpengaruh. Makanya sebenarnya peluang paling berat di Intan Jaya. Yang lainnya semuanya mendukung," ujar dia saat ditemui di sela kunjungan kerjanya di Sentani, Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016).

Ia bahkan harus sampai melaporkan hal ini kepada pejabat negara sekelas menteri. Namun dengan berbagai upaya konsolidasi yang dilakukan, akhirnya kabupaten tersebut bisa tersentuh oleh Pertamina dengan pengoperasian APMS.

"Sebelumnya, Bupati susah buat dihubungi karena diblok oleh orang-orang ini. Akhinya kita sampai operasikan sampai dijaga Polres dan Polsek. Jadi saya gunakan sampai lapor ke Pak Cahyo (Mendagri), Menteri BUMN, sampai Pak Wiranto. Tapi semua sudah bereslah," tuturnya.

Dengan daerah yang sudah dioperasikan APMS tadi, maka harga di daerah tersebut akan jadi sama. Namun demikian, mengenai kerap adanya pengecer yang menaikkan harga menjadi tinggi, menurut dia, hal ini sulit dihindari karena merupakan salah satu usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonominya.

"Kalau di Papua kan perbatasan jauh. Begitu kita menyediakan, itu kan pilihan. Orang mau beli jalan satu kilo beli yang harga murah, itu kan pilihan. Di Jakarta saja masih ada yang begini," katanya.

Seperti diketahui, sejak 17 Agustus 2016 lalu, tepat di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71, PT Pertamina (Persero) menghadirkan Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di beberapa kabupaten di kawasan pegunungan pelosok di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Untuk pengiriman BBM ke Kabupaten Puncak misalnya, Pertamina menggunakan pesawat sewa yang diterbangkan dari Bandara Moses Kilangin di Kabupaten Mimika. Namun kini Pertamina menginvestasikan 3 buah pesawat air tractor yang didatangkan dari Kanada.

Dua pesawat diantaranya akan di operasikan untuk di Papua, sedangkan satu lainnya telah ditempatkan di wilayah Kalimantan Utara, yang juga sulit dijangkau lantaran medan perbukitannya.

"Saya sudah pesan tiga, tapi baru datang dua. Untuk Kalimantan satu, untuk Papua satu. Nanti satu lagi pasti untuk Papua. Nanti ke depan, kayaknya masih kurang nih. Di wilayah ini harus ada dua. Karena kalau satu maintenance, harus gantian," pungkas Bambang. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads