PLN Diminta Cek Data 3,7 Juta Pelanggan 450 VA Tak Layak Subsidi

PLN Diminta Cek Data 3,7 Juta Pelanggan 450 VA Tak Layak Subsidi

Michael Agustinus - detikFinance
Senin, 17 Okt 2016 15:17 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan hanya 23,15 juta pelanggan listrik 450 VA dan 900 VA yang termasuk golongan tidak mampu dan layak disubsidi. Sisanya, 18,7 juta pelanggan 900 VA dan dan 3,7 juta pelanggan 450 VA dinilai tidak layak disubsidi.

Atas dasar data TNP2K itu, Badan Anggaran (Banggar) DPR memutuskan jumlah pelanggan listrik yang mendapatkan subsidi dari APBN 2017 hanya 23,15 juta.

Artinya, pemerintah harus mencabut subsidi untuk 18,7 juta pelanggan listrik 900 VA dan 3,7 juta pelanggan 450 VA. Total ada 22,4 juta pelanggan yang harus dinaikkan tarif listriknya tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi subsidi untuk para pelanggan 450 VA belum bisa segera dicabut di awal tahun depan. Perlu dilakukan verifikasi data pelanggan 450 VA terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data TNP2K memang benar, dan apakah betul ada 3,7 juta pelanggan listrik 450 VA yang tak layak subsidi.

Kementerian ESDM telah meminta PLN melakukan verifikasi terhadap pelanggan 450 VA.

"Kalau yang 450 VA kan harus di-matching dulu datanya. Yang sudah siap kan yang 900 VA. Kita sudah minta PLN untuk mencocokkan datanya," kata Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/10/2016).

Dari hasil verifikasi itulah baru dapat diketahui dengan akurat, berapa sebenarnya jumlah pelanggan 450 VA yang harus dicabut subsidinya. "Kita lihat di lapangan nanti. Kita lagi minta PLN, kan masih harus dicek lagi," tukas Jarman.

Sementara itu, sosialisasi untuk penyesuaian tarif listrik pelanggan 900 VA dalam rangka membuat subsidi tepat sasaran telah mulai digencarkan oleh Kementerian ESDM.

"Kita sekarang sudah mulai sosialisasi, talkshow di TV dan radio. Awal tahun depan diharapkan secara bertahap, masyarakat 900 VA yang mampu akan dicabut subsidinya," ucapnya.

Jarman menambahkan, kenaikan tarif listrik akan dilakukan secara bertahap untuk meredam dampaknya terhadap inflasi dan daya beli masyarakat. "Kita kan nggak bisa melihat hanya dari satu sisi. Kita harus lihat dampak inflasi juga, kesiapan pelanggan," tutupnya. (hns/hns)

Hide Ads