Jokowi ingin semua kecamatan di Papua dan Papua Barat terang benderang di 2019, bukan 2020 sebagaimana dijanjikan oleh Direktur Utama PLN, Sofyan Basir.
"Saya sampaikan, saya tidak mau selesainya di 2020. Saya minta di 2019. Masa lama sekali? Disampaikan ke saya, 'Pak, medannya di Papua ini berat'. Ya saya tahu, saya kan sudah ke Wamena, Nduga, juga besok saya ke Yahukimo," kata Jokowi, saat meresmikan sejumlah proyek infrastruktur kelistrikan di Papua dan Papua Barat, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (17/10/2016) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Jokowi, membangun infrastruktur di Tanah Papua berbeda dengan membangun di wilayah lain di Indonesia. Sebab Papua dan Papua Barat memiliki medan yang sangat sulit.
"Inilah tantangan program proyek yang ada di Papua dan Papua Barat, medannya berat. Saya tahu tapi jangan diundur-undur. Saya minta semuanya dimajukan," ujarnya.
Proyek kelistrikan yang diresmikan Presiden Jokowi itu adalah:
- Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem 2 x 10 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2 x 1,25 MW
- Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kilo Volt Genyem-Waena-Jayapura sepanjang 174,6 kilometer sirkit
- Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilo Volt Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 kilometer sirkit
- Gardu Induk Waena-Sentani 20 Mega Volt Ampere
- Gardu Induk Jayapura 20 Mega Volt Ampere











































