"Jadi ada penambahan dua jabatan baru yaitu Wakil Direktur Utama dan Driektur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia," kata Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng, dihubungi detikFinance, Jumat (21/10/2016).
Ia menjelaskan, penambahan susunan direksi di Pertamina ini dilakukan untuk mengakomodir langkah bisnis perusahaan yang terus berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggungjawabnya, adalah mengawasi kinerja operasional, kinerja finansial sektor hilir, operasional kilang hingga pemanfaatan energi bersih.
Sementara, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia bertugas untuk mengatur kegiatan megaproyek pengembangan berskala nasional, juga menjamin ketepatan waktu, kualitas, dan efisiensi pelaksanaan proyek.
"Pertamina ini kan perusahaan besar sekali. Bisnisnya juga besar, sehingga tugasnya juga besar. Masa direksinya cuma 7. Saya saja waktu dulu di Telkom, direksinya 8. PLN juga yang pengembangannya masif, direksinya sekitar 12 orang. Jadi memang harus seimbang antara skala usahanya," tandas dia.
Untuk posisi Wakil Direkur Utama, kata Tanri diisi oleh Ahmad Bambang yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pemasaran. Sementara Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia diisi oleh Rachmat Hardadi yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pengolahan.
Tanri menambahkan, saat ini perusahaan tengah mencari sosok baru untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan.
"Kan Direktur Pemasaran dan Direktur Pengolahan mengisi jabatan baru. Jadi jabatan mereka kosong. Ini kami sedang cari untuk mengisi yang kosong itu. Target dari Bu menteri (Menteri BUMN) satu bulan sudah ada nama," pungkas dia. (dna/dna)