Vampir listrik di rumah-rumah misalnya lampu di dekat jendela yang terus menyala meski siang hari, juga peralatan elektronik yang kerap dibiarkan terus dalam keadaan standby seperti Air Conditioner (AC), televisi, decoder, stereo set, home theater, modem internet, dan charger handphone.
Sedangkan di kantor, vampir listrik itu misalnya laptop dan komputer-komputer desktop yang dibiarkan dalam keadaan hybernate sepanjang jam kerja. Juga mesin fax, dan mesin fotocopy yang terus dalam keadaan standby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total pemborosan dari vampir listrik mungkin 5-8% dari tagihan per bulan. Jadi misalnya tagihan per bulan Rp 1 juta, bengkak Rp 80.000 per bulan," kata Aris kepada detikFinance di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Energi yang disedot vampir listrik memang tak terasa, sedikit demi sedikit menjadi bukit. Tiba-tiba saja tagihan listrik sudah membengkak.
"Vampir listrik ini nyedot enggak terasa, sedikit-sedikit tapi jadi banyak," katanya.
Untuk 'mengusir vampir listrik', perlu perubahan kebiasaan-kebiasaan kecil. Di rumah, misalnya mematikan lampu dan AC saat siang hari, buka gorden dan jendela agar ruangan sejuk dan terang.
Alat-alat elektronik seperti televisi, AC, dan sebagainya yang tidak dipakai lebih baik dicabut kabelnya dari stop kontak. Begitu juga charger handphone, jangan dibiarkan terus menancap di stop kontak.
Di kantor misalnya mematikan printer, komputer, mesin fax, mesin fotocopy yang tak digunakan, tidak dibiarkan standby terus menerus.
"Mari hemat energi dengan mematikan dan melepas hubungan listrik alat-alat elektronik yang tak terpakai," tutupnya. (drk/drk)











































