MoU digelar di kantor PT Kar Poweship Indonesia, Sentral Senayan, Jakarta Pusat. MoU ini ditandatangani oleh Chief Executive Officer, CEO Karpowership, Orhan Remzi Karadeniz, dan Direktur Utama PT PAL Indonesia, Muhammad Firmansyah Arifin. Serta disaksikan oleh Perwakilan Kedutaan Besar Turki,Sander Gurbuz, serta Direktur Region Asia, Ufuk Berk.
Nota kesepahaman ini memuat rencana kerja sama yang mencakup pembuatan kapal pembangkit listrik (pembangkit listrik terapung) atau powership selama 7 tahun ke depan dengan kapasitas berbeda dengan total keseluruhan 5.000 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Firman mengatakan kemampuan dual-fuel powership ini akan menyediakan daya listrik di beberapa pulau di Indonesia karena dapat berpindah-pindah.
"Kapal pembangkit listrik ini sangat cocok bagi kondisi Indonesia yang memiliki negara kepulauan karena tidak memerlukan lahan sehingga dapat bergerak fleksibel dalam menyediakan listrik di seluruh kepulauan Indonesia," kata Firman.
Sementara itu, Orhan mengatakan kapal tersebut akan memakai cost yang efisien sehingga harga yang dijual ke konsumen akan lebih murah. Hal itu karena dapat memakai sumberdaya seperti minyak, batu bara, gas, dan lainnya.
Perjanjian antara PT Kar Powership dan PT PAL Indoneaia secara bertsjap akan melakukan sosialisasi dan menyediakan lapangan kerja untuk penduduk lokal. PT PAL akan diberikan hak kontribusi eklusif terhadap pembangunan armada powership terbesar di dunia.
"Dengan ekslusifitas ini PT PAL Indonesia akan diberikan fasilitas berupa desain, pengadaan, konstruksi, transportasi, instalasi, pengujian, dan pemeliharaan powership dengan jumlah keseluruhan 5.000 MW selama 7 tahun ke depan," ujar Firman.
PT PAL sebelumnya telah membangun pembangkit listrik terapung di Balikpapan pada 1996 lalu. Namun, kerjasama ini untuk memanfaatkan teknologi dari perusahaan PT KAR Powership yang telah lama berfokus membuat pembangkit listrik terapung.
PT Kar Powership, pemilik dan operator dari 125 MW Kardeniz Powership Zeynep Sultan yang berlokasi di Amurang, Sulawesi Utara, tengah merencanakan perluasan operasi di Indonesia. Selain 4 kapal pembangkitan yang akan dikirimkan hingga akhir 2016 Kar Powership merencanakan gebrakan lain di Indonesia. (dna/dna)