"Proyeksi gas, jangka panjangnya ini akan menurun terus. Kalau kita tidak melakukan apa-apa tahun 2050, kita tinggal 2000 MMSCf. Ini di sisi hulu," ujar Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, dalam paparan Rapat Kerja Nasional Kadin Indonesia bidang energi, minyak dan gas bumi, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Selasa (1/11/2016).
Dalam catatan kementerian ESDM, saat ini cadangan gas RI totalnya mencapai 157,14 triliun kaki kubik (TCF) atau 157.140.000 MMSCf. Dengan perhitungan itu, maka di tahu 2050, cadangan gas Indonesia hanya 0,001%-nya dari cadangan saat ini, atau bisa dikatakan sudah habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbukti, dari catatan Kementerian ESDM yang menunjukkan jumlah KKKS (kontraktor kontrak kerjasama) terus mengalami penurunan sejak tahun 2012.
"Jumlah KKKS ini naik tajam di awal-awal tapi nggak tahu di tahun 2012 terus turun sampai hari ini," kata Wirat.
Dengan begitu, ia mengatakan butuh dukungan revisi PP 79 tahun 2010 agar dapat menaikan jumlah produksi yang meningkat. Sehingga diharapkan terjadi temuan baru.
"Makanya kami butuh dukungan PP 79 sudah kami revisi, kita harapkan jumlah KKKS-nya naik, kalau naik terus kita harapkan jumlah produksi naik dan temuan baru bisa terjadi," ungkap Wirat.
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 segera direvisi. PP 79/2010 mengatur tentang biaya operasi yang dapat dikembalikan (cost recovery) dan pajak di bidang usaha hulu migas. (dna/dna)











































