Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati, menyebutkan PLTGU Jawa 1 kapasitas 1.600 MW dan PLTGU Jawa-Bali 3 kapasitas 500 MW sebagai contoh proyek yang belum mendapatkan pasokan gas.
"Ini yang (pembangkit gas) besar-besar belum confirm. Seperti PLTGU Jawa 1, PLTGU Jawa-Bali 3, itu masih dengan SKK Migas. Lalu kalau sudah dapat alokasi gas, kita negosiasi dengan KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," kata Nicke saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Kamis (3/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"2 pembangkit saja sudah 2000-an MW," ujarnya.
Meski demikian, PLN tetap mempercepat proyek-proyek pembangkit gas. Misalnya PLTGU Jawa 1, tetap ditender PLN sekalipun belum mendapat alokasi gas.
"Nggak apa-apa itu jalan, PLTGU Jawa 1 kan kita tenderkan sebelum ada pasokan gas," kata Nicke.
Khusus untuk PLTGU Jawa 1, kemungkinan besar gasnya dari Lapangan Tangguh, Papua. PLN sedang bernegosiasi dengan KKKS yang mengoperasikan Tangguh, yaitu British Petroleum (BP).
"Nah pembicaraan dengan SKK Migas kan dapat alokasi dari Tangguh, sekarang kita sedang negosiasi harga, baru kemarin," cetusnya.
Ke depan, PLN ingin mendapat jaminan pasokan gas. Sebab, spesifikasi mesin pembangkit listrik harus disesuaikan dengan jenis gas. Maka alokasi gas harus jelas dulu, baru kemudian pembangkit listriknya dibangun.
"Harus, karena sebetulnya spesifikasi alat kan tergantung spesifikasi gasnya, memang kemarin kita pakai asumsi (misalnya untuk PLTGU Jawa 1)," pungkasnya. (hns/hns)











































