Air Dingin Terminal LNG Benoa Bisa Dipakai Gantikan AC Bandara Ngurai Rai

Air Dingin Terminal LNG Benoa Bisa Dipakai Gantikan AC Bandara Ngurai Rai

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 03 Nov 2016 16:47 WIB
Air Dingin Terminal LNG Benoa Bisa Dipakai Gantikan AC Bandara Ngurai Rai
Foto: Istimewa
Benoa - BUMN operator pelabuhan, PT Pelindo III, telah mengoperasikan fasilitas terminal mini LNG (liquefied natural gas) di Pelabuhan Benoa, Bali. Fasilitas regasifikasi tersebut dipakai untuk memasok gas dari Bontang ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) berkapasitas 250 megawatt (MW) milik PT PLN (Persero).

Direktur Utama PEL, Gembong Primadjaja, menjelaskan pihaknya tengah mengupayakan agar aliran air dingin storage mini LNG tersebut bisa dipakai untuk air conditioner (AC) di Bandara Ngurah Rai.

"Kita sekarang kan simpan energi dingin dan dibuang percuma. Kita ingin air dingin dipakai agar bisa menggantikan buat pengganti AC di bandara, sehingga bisa menghemat listrik," ucap Gembong, ditemui di Pelabuhan Benoa, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (3/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gembong menjelaskan, gas cair di dalam terminal LNG yang berkapasitas 50 MMSCFD ini memiliki suhu minus 160 derajat celcius. Dari penyimpanan gas tersebut, bisa dihasilkan 5.000 metrik ton air per hari dengan suhu minus 2 derajat celcius, untuk kemudian dialirkan ke bandara lewat pipa sepanjang 6 kilometer (km) dari Pelabuhan Benoa.

Air Dingin Terminal LNG Benoa Bisa Dipakai Gantikan AC Bandara Ngurai RaiFoto: Istimewa


"Air dingin dikirim dari sini, kita bikin penjernih air kemudian dikirim ke bandara dalam temperatur rendah. Air dingin itu kemudian masuk ke dalam chiller sehingga sangat efektif menggantikan AC. Tagihan listrik di bandara kan sebulan Rp 8 miliar, bisa hemat besar kalau AC bisa digantikan chiller," terang Gembong.

Dia melanjutkan, pihaknya sudah membicarakan penggunaan air dingin dari mini LNG ke pihak PT Angkasa Pura I sebagai operator Ngurah Rai.

"Sudah dibicarakan, tapi belum secara tertulis. Kalau chiller kan listrik hanya untuk menjalankan kipas saja," ungkapnya.

Menurutnya, penggunaan air dingin yang berasal dari fasilitas LNG sudah lumrah diaplikasikan di beberapa negara maju.

"Teknologi kan sudah ada, jadi nggak perlu cari-cari teknologinya mau pakai apa. Ini bukan hal baru, di Jepang pun beberapa tempat pendingin udaranya pakai air dari LNG," pungkas Gatot. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads