Rini: yang Paling Cepat Itu Holding Migas dan Pertambangan

Rini: yang Paling Cepat Itu Holding Migas dan Pertambangan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 03 Nov 2016 19:27 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Induk usaha alias holding BUMN sektor tambang dan migas akan menjadi dua induk perusahaan BUMN yang segera selesai dalam waktu dekat.

Menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, hal ini didukung oleh akan selesainya revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 yang nantinya akan memproses pembentukan holding BUMN.

"Yang paling benar-benar bisa cepat itu Migas dan Pertambangan," katanya dalam jumpa pers usai acara Forum BUMN di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (3/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya, ia menginginkan pembentukan holding company untuk jasa konstruksi juga bisa terealisasi bersamaan dengan kedua sektor di atas. Hal ini guna meningkatkan pembiayaan proyek-proyek jalan tol yang tengah digenjot oleh pemerintah.

"Yang saya harapkan cepat selesai itu sebetulnya tiga, satu lagi konstruksi. Karena sebetulnya jalan tol ini programnya masih panjang, tapi dengan ada holding ini bisa meningkatkan permodalannya dengan menstruktur beberapa jalan tol yang sudah operasional dapat kita carikan investor," tuturnya.

Rini sendiri menyadari proses holdingisasi yang dicanangkan oleh pemerintah memerlukan upaya ekstra agar bisa diterima oleh semua pihak. Hal ini lah yang membuat proses ini berjalan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan.

"Pada dasarnya kita juga bersama sama mengharapkan pembentukan holding ini berjalan dengan baik dan bisa diterima semua pihak. Dalam arti semua pihak jelas, dan menyadari keuntungan dan kalau ada kekurangan dari holding," ungkapnya.

"Ini proses ya, mungkin waktu itu kita menganggap, gampanglah cepat mengerti, ternyata komunikasi juga harus terus dibangun. Kita harus komunikasi dengan para karyawan, dewan komisaris dan sebagainya. Jadi ini suatu proses. Tapi kami yakin dari hari ke hari semuanya dapat diterima dengan baik. Dan paling penting kekhawatiran soal pengurangan jumlah karyawan. Tidak ada perubahan dalam jumlah karyawan. Orang kalau dengar efisiensi, mikirnya itu, tapi operasionalnya yang efisiensi," jelas dia.

Namun demikian, ia berharap sebelum berakhirnya tahun 2016, akan ada holding yang bisa terealisasi. Hal ini didorong telah disetujuinya revisi PP 44 untuk pembentukan holding.

"PP 44 itu sudah disetujui oleh para menteri, yang mempersiapkan kita untuk memproses PP Holding. Kita harapkan sebelum akhir tahun sudah ada holding yang terealisasi," pungkasnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads