Harga Komoditas Lesu, United Tractor Lirik Bisnis Tambang Emas

Harga Komoditas Lesu, United Tractor Lirik Bisnis Tambang Emas

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 04 Nov 2016 17:29 WIB
Foto: Eduardo Simorangkir
Bogor - PT United Tractors Tbk (UNTR), melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara, tengah melirik bisnis tambang emas. Anak usahanya itu telah mengakuisisi 75,5% saham PT Sumbawa Jutaraya (SJR) senilai US$ 2,57 juta atau sekitar Rp 33,41 miliar pada Februari tahun lalu.

Direktur Finance & Accounting United Tractors UNTR Iwan Hadiantoro mengungkapkan, anak perusahaannya tersebut, berhasil mendapatkan cadangan emas sekitar 350.000 hingga 400.000 ons setelah menjalankan eksplorasi di satu blok dari total delapan blok tambang emas yang dimiliki.

"Eksplorasinya sudah selesai kami jalankan di satu blok dari totalnya delapan blok. Dari hasil eksplorasi, ketemu cadangan sekitar 350 sampai 400.000 ons," ujarnya dalam Workshop Wartawan Pasar Modal di R Hotel, Ciawi, Bogor, Jumat (4/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwan menyebutkan, pihaknya masih akan melanjutkan penambangan di sisa lokasi blok lainnya dan berharap menemukan cadangan baru lainnya.

"Kita harap ke depannya eksplorasi di blok lainnya mudah-mudahan bisa menemukan cadangan baru," kata dia.

Di sisi lain, United Tractor optimistis pangsa pasar perseroan tahun depan dapat kembali naik, mencapai 37%. Saat ini, pangsa pasar alat berat yang menjadi lini bisnis salah satu anak usaha Astra Group ini mencakup 33%.

Sebagaimana diketahui, hingga triwulan III-2016, UNTR hanya berhasil meraup laba bersih Rp 3,1 triliun. Angka tersebut merosot 44% jika dibandingkan dengan laba periode yang sama di 2015 sebesar Rp 5,57 triliun.

Sedangkan untuk pendapatan bersih dalam sembilan bulan pertama di tahun 2016, UNTR juga mengalami penurunan 11% menjadi Rp 33,9 triliun, di mana mesin konstruksi menyumbang 31% dari total pendapatan, kontraktor penambangan 52%, pertambangan 13% dan industri konstruksi 4%.

PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara juga mencatat penurunan produksi batu bara sebesar 3% menjadi 78,6 juta ton.

"Memang UT (United Tractor) challenge nya di mining. Pas 2011 sektornya mining yang kuat, pangsa pasar kita bisa sampai 40%. Sejak mining lemah, kita masuk di konstruksi. Tapi saingannya berat. Secara market share walaupun market flat, kita turun 3%. Penjualan turun 12%," kata Iwan.

Lanjut dia, meskipun penjualan tahun ini diperkirakan masih sama dengan tahun kemarin, Iwan mengatakan, market share perseroan akan turun sekitar 3%. Pangsa pasar UNTR pada tahun ini diperkirakan ada di angka 33-34%. Hal ini mengingat gencarnya merek-merek asing seperti Hitachi, dan Kobelco melakukan strategi pemasaran dengan harga murah.

"Market share tahun ini kita harapkan 33-34%. Tahun depan naik 2-3% lagi jadi 37%. Ini karena client-client mereka lebih price sensitif. Pesaingnya dari prinsipal-prinsipal Jepang seperti Hitachi, Kobelco, dan lainnya," tuturnya.

Namun demikian, ia mengatakan, sektor pertambangan diharapkan tahun ini menjadi titik terendah dari harga batu bara. Meski harga batu bara cenderung naik dalam waktu belakangan, berdasarkan pengalaman, ia hanya berharap, tahun depan sektor tambang akan mulai bergerak dengan mulai stabilnya harga batu bara.

"Tahun depan mungkin batu bara kembali ke level yang lebih wajar harganya ke US$ 70. Itu sudah berkah sekali. Kita berharap tahun depan lebih baik. Didukung 3 sektor, alat berat, dan sekarang kita sudah mulai berdiskusi dengan klien kita yang berencana menaikkan produksinya," tukasnya. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads