Selama 34 Tahun, RI Baru Punya 1.500 MW Listrik dari Panas Bumi

Selama 34 Tahun, RI Baru Punya 1.500 MW Listrik dari Panas Bumi

Muhammad Idris - detikFinance
Minggu, 06 Nov 2016 16:42 WIB
Ilustrasi Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Letaknya yang berada di jalur cincin gunung berapi, membuat Indonesia memiliki predikat sebagai negara dengan cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Data Kementerian ESDM menyebutkan, dari total cadangan 27.000 MW, baru 4% saja yang baru dimanfaatkan.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Abadi Poernomo menjelaskan, Indonesia pertama kali membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) pada tahun 1982, namun sampai saat ini baru 1.500 MW yang terpasang.

"Geothermal sudah ada sejak 1982 di Kamojang atau sudah 34 tahun, baru terbangun 1.500 MW saja. Artinya apa? Ada sesuatu yang nggak betul. Karena off taker (pembeli) hanya PLN, kalau nggak mau beli ya sudah," kata Abadi di acara diskusi 'Energi Kita' di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (6/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, rendahnya pengembangan panas bumi masih berkutat pada masalah klasik, kesepakatan harga listrik dengan PLN. Apalagi, selama ini Indonesia terlalu menikmati rendahnya bahan bakar fosil.

"Era 1980-an dan 1990-an masih dibuai dengan harga minyak murah. Jadi PLN cenderung lebih suka pakai bahan bakar fosil. Kemudian ada pembangkit batu bara yang hanya 6-7 sen per KWh. Bandingkan dengan geothermal yang 10 sen per KWh," ujar Abadi.

Dia berujar, saat negara lain sudah mulai meninggalkan energi fosil untuk listriknya, pemerintah malah memperbanyak pembangunan PLTU yang berbahan bakar batu bara.

"China yang 80% pakai batu bara sudah mulai ganti. Kita malah berlomba-lomba pakai batu bara di proyek 35.000 MW. Di situ memang disebutkan energi baru terbarukan bisa 32% di 2025, saya kira itu bisa jadi trigger," ungkap Abadi. (drk/drk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads