Sejak 1951, Itochu mendirikan usaha di Indonesia, punya kantor di Jakarta, Medan, dan Surabaya.
"Banyak sektor bisnis yang kami lakukan di Indonesia. Indonesia punya stok bahan baku yang cukup untuk industri manufaktur," kata Presiden Direktur Itochu Indonesia, Koichi Kawaguchi, saat menerima kunjungan Presiden Direktut PT Adaro Energy Tbk, Garibaldi Thohir, di kantor Itochu, Tokyo, Jepang, Kamis (10/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bisnis Itochu di Indonesia cukup banyak dan beragam jenisnya, mulai dari tekstil lewat sejumlah merek, otomotif, batu bara, mineral, logam, properti, kimia, keuangan, hingga membangun pembangkit listrik.
Itochu memiliki lebih dari 30 perusahaan di Indonesia. Nilai aset Itochu per Maret 2016 mencapai US$ 71,31 miliar dengan laba US$ 2,133 miliar.
Itochu bersama Adaro Energy dan J-Power yang juga asal Jepang, bermitra untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2 X 1.000 megawatt (MW) di Batang, Jawa Tengah. PLTU ini merupakan yang terbesar di ASEAN dan ditargetkan rampung 2020.
PLTU senilai US$4,2 miliar atau sekitar Rp 54 triliun ini didanai oleh pinjaman JBIC. Itochu, Adaro, dan J-Power membuat perusahaan bernama Bhinasena Power Indonesia sebagai pelaksana proyek PLTU ini.
Soal komitmen investasi, Itochu menyatakan siap mengeluarkan dana berapa saja ke Indonesia.
![]() |
Senior Managing Executive Officer Itochu Inc, Eiichi Yonekura, mengatakan komitmen perusahaannya besar untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami siapkan dana berapa pun untuk investasi di Indonesia," ucapnya.
Dia juga menyinggung soal terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru, Donald Trump, yang akan fokus ke dalam negerinya. Ini menjadi kesempatan buat Jepang berinvestasi di Indonesia.
Soal PLTU Batang, Garibaldi Thohir atau akrab disapa Boy Thohir menyinggung sedikit. PLTU ini sudah dibangun 17%.
Itochu menurut Boy adalah salah satu mitra bisnis yang paling loyal, dan selama ini menjadi salah satu pembeli batu bara terbesar Adaro.
Sebagai investor, Itochu berharap ada pembenahan di Indonesia. Salah satunya soal kepastian hukum. Itochu berharap regulasi di Indonesia tidak berubah dan membingungkan investor. (dnl/ang)