Berdasarkan pantauan detikFinance, terlihat persiapan konstruksi untuk penyambungan atau penyaluran kapal listrik tersebut menuju gardu induk Bolok, dengan kapasitas transmisi 70 Kv (Kilovolt) dengan perkembangan mencapai 85%.
![]() |
Nantinya, ketika kapal tersebut tiba, setelah melalui proses pemasangan selama dua minggu, maka koneksi daya nantinya bisa langsung dihubungkan dan terintegrasi dengan sistem Timor. Pembangkit kapal tersebut nantinya akan memperkuat kelistrikan di Pulau Timor dengan tambahan kapasitas sekitar 60 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari pembangkit kapal tersebut, akan masuk ke gardu induk Maulafa yang berkapasitas 2x15 MW, kemudian disalurkan gardu induk Naibonat, Nonohonis di Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan seterusnya ke Kabupaten Timor Tengah Utara, hingga ke Atambua yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
"Kami targetkan supaya tidak defisit lagi, untuk langkah besarnya kami harus bisa mengevakuasi. Ada vessel kapal Turki yang akan masuk, ditambah PLTU 2x15 MW di Bolok, jadi tahun depan ada tambahan 90 MW. Kalau ini sudah selesai, gardu induk kami akan beroperasi, transmisi, berarti semua beban akan bisa dipikul di pembangkit-pembangkit tadi," tutur dia.
![]() |
Seperti diketahui, pemerintah tengah berupaya untuk bisa mengaliri listrik di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan daerah Timor Leste. Selama ini, daerah ini memang minim pasokan listik.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah berjanji untuk bisa mendatangkan kapal pembangkit listrik raksasa (genset raksasa) untuk mencukupi kebutuhan listrik 60 Mega Watt (MW) di wilayah tersebut. Saat ini kapal yang bernama Karadeniz Powership Dogan Bey tersebut tengah berlayar dari Turki dan diperkirakan tiba pada pertengahan Desember mendatang. (dna/dna)