Nantinya, masyarakat miskin dan pelaku usaha mikro mendapatkan subsidi dari pemerintah dengan jumlah tertentu untuk pembelian elpiji 3 kg di masing-masing outlet. Untuk kategori masyarakat miskin bisa membeli 3 tabung gas elpiji 3 kg dalam satu bulan dan untuk pelaku usaha mikro seperti pemilik warung makan dan pedagang bakso diberikan kuota per bulan sebanyak 9 tabung.
Dalam hal ini, pemerintah menggandeng bank-bank BUMN untuk manfaatkan infrastruktur perbankan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat miskin dan pelaku usaha mikro kemudian datang ke outlet penjualan elpiji 3 kg dengan membawa kartu khusus yang berisi saldo. Saldo tersebut setiap bulannya diisi uang dengan jumlah tertentu yang selanjutnya bisa ditukar dengan tabungan elpiji 3 kg.
"Cukup bawa kartu, dia tap bayarnya Rp 16.000," tutur Wirat.
Nantinya, setiap outlet elpiji 3 kg akan dilengkapi mesin Electronic Data Capture (EDC) yang bisa melayani transaksi non tunai. Penerima distribusi langsung elpiji 3 kg kemudian melakukan pembayaran menggunakan kartu khusus lewat EDC.
"Kalau nggak punya kartu artinya orang berada dan harganya normal. Nanti setiap agen ada EDC," kata Wirat.
Sampai saat ini, Kementerian ESDM masih menunggu jumlah pasti penduduk miskin di Indonesia yang tengah diverifikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
"Data miskin dan rentan miskin kan 26,6 juta, yang miskin saja 15,5 juta. Itu sedang kita bahas bertahap," tutur Wirat. (hns/hns)