Kesempatan inilah yang disasar oleh Konsulat Jenderal RI di Vancouver, Kanada. Bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Alberta, KJRI Vancouver menggelar Bussines Forum mengenai "Energy and Infrastructure in Indonesia" di Calgary (Alberta) pada 23 November 2016.
Pemilihan lokasi ini bukan main-main. Calgary ibaratnya "jantung energi Kanada". Kota berpenduduk satu juta jiwa dengan pendapatan per kapita US$ 74 ribu (lebih tinggi dari Amerika Serikat dan Swis) ini adalah markas dari perusahaan-perusahaan migas Kanada, termasuk Suncor Energy dan Husky Energy. "Kami berusaha mengajak industri migas dan energi lainnya di Calgary untuk berinvestasi ke Indonesia," kata Konsul Jenderal RI di Vancouver, Sri Wilujeng, dalam keterangannya, Jumat (25/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gigih Prakoso, Senior Vice President of Corporate Strategic Growth Pertamina menarik perhatian para CEO dan manajer industri migas Calgary, tentang upaya Pemerintah Indonesia mendorong eksplorasi dan eksploitasi migas di kawasan Indonesia Timur.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Utara, potensi migas secara detail dijelaskan oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kaltara, Fredrick Elia Gugkang. Saat ini potensi cadangan minyak di wilayah Kaltara diperkirakan mencapai 764 juta barel, sedangkan potensi gas mencapai 23 triliun kaki kubik, yang dapat dieksploitasi selama 30 tahun. "Pemerintah Kaltara telah memiliki program riil untuk mendukung investasi migas di wilayah kami," kata Fredrick.
Sewaktu makan siang, delegasi Pertamina berkesempatan berdialog khusus dengan ekspatriat Indonesia yang menggeluti industri migas di Alberta. Harapannya, melalui pertemuan tersebut dapat tergali informasi yang relevan untuk Indonesia berangkat dari pengalaman serta perspektif para ekspatriat tersebut.
Setelah serangkaian presentasi, para pengusaha Calgary masih mendapatkan kesempatan untuk berkonsultasi dengan para pemapar secara terpisah. Karena banyaknya peminat, setiap peserta hanya mendapatkan jatah 5 menit.
"Karena waktunya terbatas, kami mengharapkan pertemuan hari ini lebih menjadi sesi introduksi dan untuk membangun jejaring (network) yang baik. Semuanya masih harus ditindaklanjuti secara serius baik di tanah air maupun di Alberta sendiri," kata Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Teuku Faizasyah.
Harapan Faizasyah tampaknya akan menjadi kenyataan. Dalam pembicaraan setelah usai Business Forum, pihak KJRI Vancouver dan Pemprov Alberta langsung bersepakat dengan sebuah langkah tindak lanjut konkrit. "Pemprov Alberta akan segera menjajaki kemungkinan mengirimkan misi bisnis ke Indonesia sekitar bulan Maret 2017," pungkas Konjen Wilujeng. (wdl/wdl)











































