Pemangkasan produksi minyak oleh negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) ini dilakukan untuk mendongkrak harga yang masih rendah.
Dalam sebulan ini, harga minyak tercatat naik hampir 5%. Meski begitu, kenaikan harga minyak ini diprediksi hanyalah sementara saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia memutuskan membekukan keanggotaannya di OPEC, karena tidak mau memangkas produksi minyaknya. Lihat di sini.
Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC, menyatakan bakal memangkas produksi minyaknya hingga 500.000 barel per hari, menjadi 10,06 juta barel per hari. Kemudian Iran, produsen minyak terbesar kedua di OPEC, juga sepakat memangkas produksi minyaknya 200.000 barel per hari menjadi 4,351 juta barel per hari.
Selain OPEC, Rusia yang juga produsen minyak besar dunia non OPEC, sepakat memangkas produksi minyaknya sebesar 300.000 barel per hari.
Kondisi ini membuat harga minyak langsung naik. Harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik US$ 4,21/barel (9,6%) menjadi US$ 49,44/barel. Sepanjang perdagangan, harga minyak WTI sempat naik 10% lebih.
Harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Januari naik US$ 4,09/barel (8,82%0 menjadi US$ 50,47/barel.
"Akan memakan waktu untuk melihat siapa yang akan menghidupkan aturan (pemangkasan produksi) itu," kata Analis, Oliver Sloup, dilansir dari Reuters, Kamis (1/12/2016).
Kuwait, Venezuela, dan Algeria disebut juga siap menyesuaikan diri dengan kesepakatan pemangkasan produksi oleh OPEC. (wdl/wdl)











































