Subsidi BBM Sudah Dicabut, Kenaikan Harga Minyak Tak Berpengaruh Banyak ke RI

Subsidi BBM Sudah Dicabut, Kenaikan Harga Minyak Tak Berpengaruh Banyak ke RI

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 01 Des 2016 11:39 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Harga minyak mentah mengalami kenaikan pasca pengumuman negara-negara anggta OPEC, untuk mengurangi pasokan minyak dunia. Ini merupakan langkah pertama kalinya, yang dilakukan organisasi negara-negara produsen minyak dunia itu dalam kurun waktu 8 tahun terakhir.

Lalu apakah dampaknya ke perekonomian Indonesia?

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, mengatakan dampak kenaikan minyak dunia sejak tadi malam lalu itu tidak banyak berpengaruh pada perekonomian Indonesia, khusunya APBN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dulu pada waktu masih memberikan subsidi besar pada BBM, maka kenaikan harga minyak akan tekan APBN. Karena Pertamina harus beli minyak yang harganya naik, tapi jualnya rendah. Jadi APBN harus nombokin," jelas Mirza, di acara Arah Kebijakan BI 2017 di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (1/12/2016).

"Makanya dulu kenaikan harga BBM, subsidi BBM pasti meningkat. Dan pada satu batas di mana kenaikan harga tak bisa ditolerir lagi, maka terpaksa harga dinaikkan, di mana pasti inflasi akan naik," imbuhnya.

Apalagi, lanjut dia, saat ini pemerintah melakukan penyesuaian harga setiap 3 bulan sekali untuk harga BBM jenis solar, sehingga kenaikan minyak mentah tidak berdampak siginifikan pada ekonomi Indonesia.

"Setiap 3 bulan ada adjusment (penhyesuaian), situasi ini berbeda dengan dulu-dulu. Memang harga BBM pakai market price, tapi bukan benar-benar market price. Jadi sekarang kenaikan BBM sudah beban APBN, yang kalau dinaikkan pasti berdampak pada inflasi," jelas Mirza.

Sebagai informasi, harga minyak mentah melonjak 10% pada perdagangan Rabu hingga menembus US$ 50/barel.

Arab Saudi sebagai pemimpin OPEC, menyatakan bakal memangkas produksi minyaknua hingga 500.000 barel per hari. Kemudian Iran, produsen kedua terbesar di OPEC juga sepakat memangkas produksinya 200.000 barel per hari. Selain anggota OPEC, Rusia juga juga mengurangi produksi minyaknya sebesar 300.000 barel per hari. (wdl/wdl)

Hide Ads