"Dalam menanggapi hasil kunjungan kerja, pada intinya Freeport komit membangun smelter," kata Chappy, di Komisi VII DPR, Jakarta Pusat, Rabu (7/12/2016).
Akan tetapi, dia mengakui ada beberapa kendala seperti soal kepastian lokasi dan pembebasan lahan. Selain itu, kepastian perpanjangan kontrak Freeport karena ini berkaitan dengan dana pembangunan smelter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur PT Freeport Indonesia, Clementino Lamury, menjelaskan total investasi pembangunan smelter tersebut sebesar US$ 2,2 miliar. Di mana saat ini per 15 November telah merealisaikan sebesar US$ 212,9 juta untuk pembangunan smelter.
"Memang dari total komit US$ 2,2 miliar capex untuk smelter, yang direalisasikan per November US$ 212,9. Ada US$ 115 juta, menyelesaikan perizinan amdal konstruksi smelter," kata Clementino.
Beberapa kendala lahan tersebut menghambat pembangunan smelter yang perlu direklamasi. Untuk persoalan lahan ini juga membutuhkan dana untuk menyelesaikan persiapan lahan.
"Jadi memang realisasi lapangan belum terlihat, karena memang di dua lahan yang sedang kami siapkan memang belum merupakan tanah yang ready. Jadi perlu ada persiapan lahan, perlu direklamasi dan tanahnya. Walaupun direklamasi perlu ada soil improvement atau perbaikan penguatan lahan," kata Clementino. (hns/hns)