Bersihnya Pembangkit Listrik Paling Efisien di Dunia

Shanghai - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Shanghai Waigaoqiao No 3 Power Generation Co Ltd dikenal sebagai pembangkit listrik paling efisien di dunia. PLTU ini hanya membutuhkan 276 gram batu bara untuk menghasilkan satu kilowatt-hour (KWH) listrik.

Seperti apa penampakan pabrik listrik ini hingga membuat sejumlah direktur Perusahaan Listrik Negara (PLN) kagum saat mengunjungi pembangkit di Shanghai, China ini, pada Rabu (7/12/2016)?

Shanghai Waigaoqiao (WGO III) berdiri di lahan yang dikepung pohon-pohon marpel dan pohon yin sing. Di halaman kantor, terhampar taman menghijau dengan dilengkapi kolam ikan dan bunga warna-warni kuning dan merah mempercantik beranda sebelum membuka pintu masuk kantor.

"Saya ingin pembangkit listrik di Indonesia juga seperti ini, sehingga karyawan bisa betah bekerja," kata Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin, begitu sampai di WGO III. Amir lantas menunjuk bunga-bunga yang bermekaran dan pohon-pohon yang rindang.

Foto: Iin Yumiyanti

Selain Amir Rosidin, kunjungan tersebut juga diikuti oleh Direktur Human Capital Management (HCM) PLN Muhammad Ali, Kepala Satuan Komunikasi PLN I Made Suprateka dan Kepala Divisi Business, dan solution PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) Bambang Anggono. Kunjungan PLN ini mengajak serta sejumlah wartawan Indonesia.

General Manager Shanghai Waigaoqiao, Shi Min, yang mengenakan seragam warna krem dengan helm di kepala tersenyum ramah menyambut kunjungan para direktur PLN. Setelah memperlihatkan miniatur pabrik di kantornya, bos perempuan yang sudah bekerja di WGO III selama 32 tahun ini lalu mengantar rombongan PLN untuk meninjau pabrik listrik langsung.

Foto: Iin Yumiyanti

Shi Min mengajak rombongan naik mobil menuju pabrik yang ditempuh dalam 10 menit melalui jalan yang kanan kirinya ditumbuhi pohon tinggi. Tiba di pabrik, rombongan PLN diminta memakai helm.

Meski pembangkit ini menggunakan batu bara, pabrik yang dibangun pada Juli 2005 ini sama sekali tidak terlihat kotor. Gedung yang banyak menggunakan kaca, lantai pabrik juga generator listrik terlihat bersih tidak berdebu.

Shi Min mengatakan, pihaknya memang sangat serius menjaga lingkungan dan kebersihan pabrik. Ia sengaja menanam banyak pohon di area pabrik untuk mengurangi polusi di Shanghai yang sudah tinggi. "Takutnya dari sini kan banyak polusi, rusak kota Shanghai. Jadi dari sini ditanami banyak pohon," jelas Shi Min dalam bahasa China.

Untuk menjaga kebersihan, pabrik yang memiliki 2.060 karyawan ini membuat tim khusus yang bertugas menangani kebersihan. Generator pembangkit listrik, boiler dan perlengkapan kerja tidak boleh berdebu apalagi kotor.

Foto: Iin Yumiyanti

Lantas bagaimana mengelola limbah WGO III yang berkapasitas 2 x 1.000 megwatt (MW)? Shi Min menjelaskan, limbah pabrik dijual untuk bangunan-bangunan, untuk gedung-gedung, batubata, dan jalan. Ada petugas yang mengambil limbah dan membayar limbah tersebut. Sementara di Indonesia justru harus membayar untuk membuang limbah.

Dari pabrik, Shi Min lantas mengajak rombongan melihat pelabuhan milik pabrik yang juga terawat bersih. "Kami sangat mengapresiasi WGO III, begitu bersih dan memiliki pengelolaan yang baik," kata Amir kepada Shi Min.

Foto: Iin Yumiyanti

Direktur PLN itu juga menyatakan kagum karena general manager WGO III adalah perempuan. "Ke depan, PLN bisa mencontoh dengan menunjuk general manager pembangkit listrik adalah seorang perempuan," ujar Amir yang disambut senyum oleh Shi Min.

Saat ini PLN belum memiliki PLTU berbahan bakar batu bara berkapasitas besar, 2 x 1.000 MW ke atas. PLN berharap bisa menerapkan teknologi supercritical yang dikembangkan WGO III sehingga bila membangun PLTU berkapasitas 2 x 1.000 MW ke atas nantinya bisa lebih efisien dan rendah emisi.

Foto: Iin Yumiyanti

(iy/wdl)