Rencana pembangunan ini sendiri telah berlangsung lama, namun tak kunjung rampung karena masih negosiasi dengan pemerintah dan belum mendapatkannya mitra strategis yang tepat.
Direktur Utama PT Vale Indonesia Tbk, Nico Kanter mengatakan, perusahaan tengah melirik investor asal China sebagai mitra strategisnya dalam proyek ini. Saat ini proses nya sendiri sedang memasuki tahap awal tender penawaran proyek smelter ke mitra strategis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lanjut Nico, perusahaan asal China terlihat lebih menarik lantaran prosesnya yang tidak sulit dan cepat dalam bekerja.
"Kita lihat potensinya memang kelihatan China. Kan mereka yang bisa compete. Menurut saya ini bagus, karena kita lihat beberapa perusahaan China sudah nekat. Itulah hebatnya perusahaan China. Apalagi di China ada policy mereka mulai tidak harus mencari membangun sesuatu," ungkap dia.
Namun demikian, Nico mengaku perseroan tak hanya terbuka bagi investor asing dalam penawaran ini. Pihaknya juga menerima tawaran dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk menjajaki kerja sama ini.
"Kita buka domestik dan asing juga. Antam juga. Yang penting cepat buat kami, karena kami secara moral nggak enak. Tapi kan selama ini juga kita tunjukkan pemerintah keseriusan kita melakukan itu," tandasnya.
Sebagai informasi, pembangunan smelter ini sendiri merupakan kewajiban dari PT Vale Indonesia sebagai bagian dari Kontrak Karya Kerja Sama (K3S) yang berlaku hingga 2025 mendatang. Saat ini perseroan masih belum menentukan jumlah pembagian kepemilikan saham perseroan pada smelter tersebut. Mengenai nilai investasi, perseroan masih akan menghitung ulang. (dna/dna)