Dalam sehari, Vale memproduksi rata-rata 280 metrik ton nikel dalam matte, yang dikemas dalam 84 karung besar, di mana dalam satu kemasan karung besar berjumlah 3,3 ton nikel matte.
Proses produksi nikel sendiri dimulai dari aktifitas penambangan yang dilakukan di wilayah konsesi Vale yang ada di Sorowako, Sulawesi Selatan. Melalui proses penambangan, diperoleh tanah yang mengandung ore yang kemudian diproses hingga menjadi screening station product untuk diproses kembali menjadi bijih nikel di processing plant.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kemudian dilakukan furnace (tanur peleburan dan pengolahan biji nikel) dengan hasil berbentuk seperti lava panas, dan ditampung dalam satu wadah besar. Nikel matte tersebut kemudian dimurnikan hingga mencapai kadar 78% melalui proses konversi.
"Jadi setelah dari furnace, nikel matte nya masuk ke converter, terus masuk ke wadah besar ini. Terakhir, masuk ke granulasi area, kita semprot pakai tekanan udara. Jadi cairan yang panas, yang sudah nikel matte berbentuk cair, kita jadikan berbentuk padat dengan semprotan air bertekanan," kata Proccess Engineer Vale, Ahmad Fauzi kepada media dalam kunjungan ke Processing Plant Vale, Sorowako, Sulawesi Selatan, Jumat (16/12/2016).
"Nikel matte dalam bentuk cair yang dalam suhu 1100-1200 cc lalu dipadatkan dalam granulasi, ditembak dengan udara bertekanan supaya akhirnya jadi pasir (nikel matte 78%)," jelas dia.
![]() |
Setelah itu, nikel matte berbentuk pasir hitam siap dimasukkan ke dalam setiap karung seberat 3,3 ton, untuk kemudian didistribusikan ke pelabuhan Balantang, sekitar 40 menit dari pabrik yang akhirnya akan diekspor ke Jepang.
"Setelah di-package langsung didistribusikan ke Pelabuhan Balantang untuk kemudian dikirim ke Jepang," tandasnya. (dna/dna)