Namun demikian, menurut Menteri ESDM, Ignasius Jonan, dirinya sudah menyepakati produksi minyak di tahun 2017 dengan Kepala SKK Migas dinaikkan menjadi 852.000 bph.
"Target lifting 815.000 bph di RAPBN 2017, tahun ini kan 820.000 bph. Tapi saya sudah janjian dengan Kepala SKK Migas minimal produksi 825.000 bph. Tapi ternyata Kepala SKK Migas belum puas, kenapa nggak 852.000 bph saja," ucap Jonan ditemui di kantor operasional Lapangan Minas, PT Chevron Pacific Indonesia, Kabupaten Siak, Riau, Sabtu (18/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kalau harga minyak naik, para kontraktor minyak akan semangat eksplorasi dan eksploitasi, karena dapatnya uangnya lebih banyak. Nah untuk dampak pemangkasan produksi, Indonesia tidak ikut, kita diminta potong 37.000 bph, tapi arahan Pak Presiden jangan," ujar Jonan.
Sementara itu, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengungkapkan, pihaknya tidak keberatan dengan target baru yang diminta Menteri ESDM produksi minyak sebesar 852.000 bph.
"Ini target antara Menteri ESDM dan SKK Migas, jadi ditawari, pilih mana mau tekan cost recovery atau naikkan lifting. Saya disuruh milih mau menaikkan lifting saja, segala macam mesti dilakukan agar tercapai," ucap Amien.
Kesepakatan menaikkan produksi minyak jauh di atas target APBN tersebut, sambungnya, sudah dipertimbangkan dari kemampuan perusahaan-perusahaan minyak yang tergabung dalam Kontraktor Kontrak Kerjasama (K3S).
"Harus mikir betul-betul, tapi harus tercapai. 852.000 bph itu perjanjian dengan Menteri ESDM, itu sudah (disepakati) mungkin seminggu yang lalu," tutup Amien. (drk/drk)











































