Kerja sama pengelolaan lapangan minyak itu kembali dibahas dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Iran pada 14 Desember 2016.
Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, menyatakan Pertamina akan mengirimkan proposal pengembangan kedua lapangan kepada NIOC pada Februari 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Pertamina masih menyelesaikan studi untuk pengembangan 2 lapangan onshore Iran yang memiliki cadangan hingga 5 miliar barel itu. "Kami masih melakukan evaluasi teknis," ucapnya.
Berdasarkan nota kesepahaman ini, Pertamina memiliki waktu enam bulan untuk melakukan studi dan selanjutnya menyampaikan preliminary proposal pengembangan lapangan.
Dalam upaya penyiapan proposal tersebut, NIOC akan membuka informasi dan bekerjasama dengam tim Pertamina dalam bentuk joint working group.
Pertamina berharap agar setelah nota kesepahaman, kerja sama Pertamina dan NIOC bisa terealisasi dalam bentuk lebih konkret berupa kesepakatan kontrak untuk kedua lapangan tersebut.
Selain kerja sama pengembangan lapangan, Pertamina juga sepakat untuk mengimpor 500.000 ton liquified petroleum gas (LPG) dari BUMN perminyakan Iran ini pada 2017. NIOC juga tertarik untuk membangun kilang minyak di Indonesia. (wdl/wdl)