Pinjaman sebesar Rp 12 Triliun ini merupakan kredit investasi tahap dua dengan tenor 10 tahun. PLN akan memakai pinjaman ini untuk belanja modal perseroan tahun depan.
Rincian kredit itu adalah, Bank Mandiri sebesar Rp 3,25 triliun, BCA sebesar Rp 3,25 triliun, Maybank Indonesia Rp 2 triliun, BRI Rp 1 triliun, Indonesia Exim Bank sebesar Rp 500 miliar, dan Sarana Multi Infrastruktur Rp 2 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencananya, pinjaman Sindikasi Lembaga keuangan Bank & non-Bank ini akan digunakan untuk membiayai keperluan investasi di bidang pembangkit, transmisi, distribusi dan sarana di Indonesia," kata Dirut PLN, Sofyan Basir dalam sambutannya di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (19/12/2016).
"Penandatanganan kredit investasi ini menunjukkan bahwa kita terus bekerja keras menyelesaikan tugas yang amat menantang, melistriki negeri, menyediakan listrik yang memadai dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," lanjut Sofyan.
Sofyan menuturkan, setiap tahun kebutuhan investasi kelistrikan di Tanah Air terus meningkat. Sumber dana untuk membiayai kebutuhan investasi ini terdiri dari berbagai sumber, termasuk dari internal dan pinjaman.
Penyediaan infrastruktur kelistrikan yang memadai sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan juga negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Itulah mengapa dukungan pendanaan sangat penting dalam merealisasikan program investasi yang telah direncanakan.
"Bukan hanya untuk pembangkit, tetapi dukungan terhadap infrastruktur lainnya seperti transmisi dan gardu induk pun sangat besar sekali. 46.000 km transmisi harus dibangun di seluruh Indonesia. Ini harus kita bangun dan butuh investasi," ungkap dia.
"Untuk itu kami berterima kasih kepada seluruh kreditur yang telah memberikan kepercayaan kepada PLN, kami yakin dana ini akan sangat berguna untuk menggegas pembangunan program 35.000 MW," tandas Sofyan. (hns/hns)











































