Dari total pasokan listrik sebanyak 550 MW untuk kedua provinsi itu, sekitar 160 MW di antaranya berasal dari PLTD. Setiap tahun PLN menghabiskan solar senilai Rp 1,3 triliun untuk menghidupkan PLTD-PLTD tersebut.
"(Pasokan listrik) Dari diesel 29 persen dari total 550 MW. Setiap tahun kita membutuhkan biaya solar Rp 1,3 triliun," kata General Manager PLN Wilayah Kalselteng, Purnomo, saat ditemui di PLTU Pulang Pisau, Selasa (20/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan menghentikan sewa dan mengurangi peran PLTD dalam bauran energi, biaya produksi listrik PLN akan jadi lebih efisien. PLTD akan dikurangi, diganti dengan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang lebih efisien.
"Sekarang kan kita punya 550 MW termasuk PLTD. Nanti pembangkit-pembangkit yang mahal kita stop. PLTD sewa ada 110 MW otomatis kami stop kalau pembangkit-pembangkit baru sudah masuk," papar Purnomo.
Pembangkit-pembangkit baru tersebut di antaranya adalah PLTG Seberang Barito 2 x 100 MW, PLTMG Bangkanai Ekspansi 140 MW, PLTU Asam-asam 2 x 100 MW, PLTU Gunung Mas 2 x 100 MW. Ditargetkan pembangunan pembangkit-pembangkit baru ini selesai pada sekitar tahun 2019. (ang/ang)