Deputi Bidang Usaha Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata, Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, menghitung ada penghematan sebesar US$ 1,5 miliar atau Rp 20,19 triliun (kurs Rp 13.456) dalam 5 tahun ke depan jika kedua perusahaan tersebut diintegrasikan.
"Dari total efisiensi yang kita hitung sampai 5 tahun ke depan dengan plan kita, efisiensi biaya yang bisa terjadi US$ 1,5 miliar. Ini baru 2 perusahaan saja," jelas Edwin dalam seminar 'Holding BUMN' di Magister Manajemen UI, Salemba, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berujar, meski sama-sama perusahaan pelat merah, di lapangan kedua perusahaan tersebut kerap berselisih yang dampaknya membuat pembangunan infrastruktur gas terhambat.
"Contohnya tender pipa open access di Dumai yang menang PGN. Tapi selama 13 tahun nggak bangun-bangun, karena suplai gasnya dari Pertamina. Akhirnya ketika Pertamina punya pasar sendiri setelah upgrade kilang, dia singkirkan PGN di tender berikutnya dan bangun pipa sendiri," ujar Edwin. (ang/ang)