Harga Gas Mahal, Kementerian BUMN: Ada 72 Calo yang Main

Harga Gas Mahal, Kementerian BUMN: Ada 72 Calo yang Main

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 21 Des 2016 13:33 WIB
Foto: Gas
Jakarta - Benang kusut masalah tingginya harga gas di Indonesia belum juga teruraikan. Penyebab utama mahalnya harga gas ini, salah satunya panjangnya rantai pasok dari ladang gas hingga ke tangan konsumen, yang dikendalikan banyak trader alias calo.

Deputi Bidang Usaha Energi Logistik Kawasan dan Pariwisata, Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah, mengungkapkan setidaknya ada 72 trader yang bermain di distribusi gas, sebagian dari mereka bahkan sama sekali tidak memiliki infrastruktur gas, seperti jaringan pipa.

"Ada 72 trader yang main, Pertamina sendiri jual gasnya ke 23 trader, sebagian trader jual lagi ke PGN. Mereka nggak punya apa-apa (infrastruktur)," ucap Edwin dalam seminar 'Holding BUMN' di Magister Manajemen UI, Salemba, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama puluhan tahun, sambung dia, praktik yang tidak efisien tersebut berlangsung sehingga membuat harga gas Indonesia lebih mahal dari negara tetangga, meski Indonesia saat ini jadi salah satu negara produsen gas terbesar di dunia.

"So funny (sangat lucu). Kenapa sih nggak jual langsung ke yang punya infrastruktur," ungkap Edwin.

Sebagai informasi, harga gas industri di Indonesia menyentuh angka US$ 8-10 per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu). Lebih mahal dibandingkan dengan harga gas industri di Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu, dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu. (wdl/wdl)

Hide Ads