Kaji Ulang Tarif Energi Terbarukan, Jonan: Agar Harganya Bisa Bersaing

Kaji Ulang Tarif Energi Terbarukan, Jonan: Agar Harganya Bisa Bersaing

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Rabu, 21 Des 2016 14:44 WIB
Kaji Ulang Tarif Energi Terbarukan, Jonan: Agar Harganya Bisa Bersaing
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menegaskan bahwa feed in tariff listrik energi baru terbarukan (EBT) harus bisa lebih murah dari saat ini. Feed in tariff adalah harga pembelian energi berdasarkan biaya produksi EBT.

Harga energi terbarukan dalam aturan-aturan yang berlaku sekarang dinilai terlalu mahal. Apalagi melihat fakta di negara lain seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat (AS) yang harga listrik EBT lebih murah dibandingkan harga listrik EBT yang dijual di Indonesia.

"Semua feed in tariff EBT akan di-review. Saya akan minta harganya kompetitif, termasuk panas bumi," ujar Jonan saat ditemui usai Diskusi Akhir Tahun EBTKE di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau saya harapannya bisa bersaing dengan energi fosil. Kalau Anda bilang nggak bisa, wong Anda sendiri nggak pernah coba, bilang nggak bisa. Orang lain bisa. Ya harus bersaing saja. Di Timur tengah buktinya bisa," tegas dia.

Jonan berujar, pemberian insentif pun tidak perlu dilakukan untuk bisa dilakukan penurunan tarif. Ia lebih memilih agar para pelaku usaha yang bekerja di dalamnya untuk mencari cara bagaimana bisa mencapai tarif yang wajar.

"Tanyakan sama pengusahanya (untuk cara menurunkannya). Masa saya yang ngajarin. Saya kira insentif itu nggak perlu . Negara UEA juga bisa sebegitu rendah. Di Amerika bahkan ada juga US$ 2,9-5 sen," pungkas Jonan. (hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads