Demikian diungkapkan oleh Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Rida Maulana, dalam paparannya di acara Diskusi Akhir Tahun EBTKE di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Rabu (21/12/2016).
"Karena ini salah satu peluang juga. Bahwa ada cost untuk pemanfaatan EBT di dalam negeri. Tentu saja mereka juga melihat bahwa resources kita banyak. Itu no doubt," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti pengkajian kembali feed in tariff yang belum berjalan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan Kementerian ESDM. Selain itu, perizinan dan non perizinan dalam pembangunannya juga dilakukan guna mengundang investor masuk.
"Mudah-mudahan akhir bulan ini, sesuai dengan permintaan pak menteri, semua review terhadap feed in tariff yang ada bisa dituntaskan," tutur Rida.
"Perizinan juga bentuk lain dari insentif. Hanya, kita selalu upayakan untuk disederhanakan, dan kita percepat untuk memudahkan ke para investor agar perizinan bisa cepat dan jelas," tambahnya.
Pengembangan energi terbarukan juga didorong oleh kebutuhan penyediaan akses energi kepada masyarakat. Fakta yang ada saat ini, masih ada sekitar 2.519 desa di Indonesia yang belum sama sekali menikmati listrik selama Indonesia 71 tahun merdeka.
"Masih ada 2.519 desa di seluruh Indonesia yang belum merasakan listrik dan sayangnya 2.114 berlokasi di Papua. Dan itu menyangkut 451 ribu KK di sana. Itu PR kami saat ini," tukasnya. (hns/hns)











































