Ini Hasil Nego Pertamina dan Saudi Aramco Soal Proyek Kilang Cilacap

Ini Hasil Nego Pertamina dan Saudi Aramco Soal Proyek Kilang Cilacap

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 22 Des 2016 15:44 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - Setelah negosiasi selama 13 bulan, akhirnya PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco sepakat membentuk Joint Venture (JV) alias perusahaan patungan untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap. Pertamina akan memiliki saham 55% dan Saudi Aramco 45% dalam JV tersebut.

Sebelumnya Pertamina dan Saudi Aramco telah menandatangani Head of Agreement (HoA) pada 26 November 2015. Berdasarkan HoA itu, harusnya kesepakatan pembentukan JV dibuat paling lambat setahun setelah HoA, dengan kata lain tenggat waktunya adalah 26 November 2016.

Tapi ada beberapa hal yang membuat kesepakatan pembentukan JV terlambat hampir sebulan. Ada 4 hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut oleh Pertamina dan Saudi Aramco, yaitu suplai minyak mentah, manajemen kontrol, lifting, dan valuasi aset yang digunakan Pertamina di JV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, direksi Pertamina dan direksi Saudi Aramco perlu menyesuaikan waktu masing-masing, mencari jadwal untuk melakukan penandatanganan perjanjian.

"Akhir November lalu sebenarnya kita sudah mendapatkan hampir seluruh kesepakatan. Tapi untuk signing kita masih perlu atur waktu agar top management di kedua pihak bisa sasma-sama sign, maka kita geser," kata Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Mengenai suplai minyak mentah, yang dibahas adalah berapa persen suplai yang dikuasai oleh Saudi Aramco dan berapa yang bisa disuplai dari pihak lain. Soal manajemen kontrol, disepakati akan dijalankan oleh 3 direksi Pertamina dan 2 direksi Saudi Aramco.

Lalu soal lifting, diatur berapa produksi dari kilang Cilacap yang akan dijual ke pasar domestik, dan berapa yang dapat diekspor.

"Ada 4 item yang kita bicarakan. Crude supply, control management, lifting, dan bagaimana memvaluasi aset yang ada yang akan digunakan Pertamina di JV tersebut. Crude supply seberapa yang menjadi haknya saudi Aramco untuk suplai, ada berapa yang bisa kita gunakan sebagai opsi untuk mendapat the lowest cost untuk suplai. Dalam manajemen kontrol, kita tetapkan 3 direksi Pertamina dan 2 dari Saudi Aramco. Kmdn soal lifting, kita komit untuk domestik market di-off take Pertamina," papar Dwi.

Sementara untuk kelanjutan kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco di proyek RDMP Balongan dan RDMP Dumai, Dwi mengatakan bahwa sampai sekarang masih dalam pembicaraan.

"RDMP Dumai dan Balongan akan kita bicarakan secara terpisah, apa saja yang harus segera kita selesaikan," tutupnya. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads