Modifikasi Kilang Balongan Harus Rampung di 2020, Ini Sebabnya

Modifikasi Kilang Balongan Harus Rampung di 2020, Ini Sebabnya

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 22 Des 2016 17:22 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan harus diselesaikan paling lambat di pertengahan 2020.

Sebab, kilang Balongan terancam kekurangan bahan baku ketika RDMP Balikpapan selesai pada 2019. Selama ini kilang Balongan mendapat suplai nafta dari kilang Balikpapan. Tapi setelah selesai dimodifikasi, kilang Balikpapan sudah bisa mengolah nafta sendiri, dan pasokan ke Balongan terhenti.

Agar produksi di kilang Balongan tak terganggu, maka proyek RDMP Balongan harus diselesaikan bersamaan dengan selesainya RDMP Balikpapan, yaitu sekitar tahun 2019. Jika sudah dimodifikasi, kilang Balongan sudah bisa memproduksi nafta sendiri, tak perlu suplai dari Balikpapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Balongan harus segera. Proyek Balongan harus selesai paling tidak akhir 2019 atau medio 2020. Pasokan nafta dari Balikpapan untuk Balongan sekarang kira-kira 35 persen," ungkap Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, Rachmad Hardadi, dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Pada 26 November 2015 lalu, Pertamina sebenarnya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Saudi Aramco untuk bermitra di proyek RDMP Balongan. Tetapi Saudi Aramco belum memberi kejelasan soal kelanjutan kerja sama ini.

Jika tak segera ada kejelasan, tak tertutup kemungkinan Pertamina memilih partner baru atau mengerjakan sendiri RDMP Balongan supaya bisa selesai sekitar 2019-2020. "Tentu di sini Pertamina akan memutuskan apakah akan jalan sendiri atau berpartner. Pertimbangannya adalah waktu dan finansial," ucapnya.

Berdasarkan MoU tahun 2015 tersebut, Saudi Aramco memiliki hak eksklusif selama setahun untuk RDMP Balongan dan Dumai. Sekarang MoU itu sudah tak berlaku lagi. Pertamina boleh saja memilih mitra baru. Tapi bisa saja Saudi Aramco tetap menjadi partner Pertamina, yang penting RDMP Balongan bisa dikebut.

"HoA dengan Saudi Aramco di Balongan dan Dumai sudah berakhir 26 November 2016 kemarin. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan Saudi Aramco engage kembali," tutupnya. (wdl/wdl)

Hide Ads