Salah satu caranya adalah mendorong pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang di daerah-daerah yang kaya akan batu bara, misalnya Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan.
PLTU mulut tambang adalah PLTU yang lokasinya dekat dengan tambang batu bara. Dengan begitu, biaya logistik untuk pengiriman batu bara dapat dikurangi. Biaya produksi listrik pun jadi lebih rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain harganya harus efisien, Jonan juga ingin pembangunan listrik bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Saat ini masih ada sekitar 2.500 desa terpencil yang belum berlistrik. Jonan menargetkan semua desa ini bisa terlistriki sebelum akhir 2019.
"Kita ingin ada pemerataan. Targetnya akhir 2019 tidak ada lago desa yang tidak berlistrik. Paling tidak 8 jam berlistrik lah," ucapnya.
Hingga 2019, Jonan menargetkan ada tambahan suplai listrik sekitar 19.000 MW dari program 35.000 MW.
"Mudah-mudahan 2019 ada tambahan sekitar 23.000 MW. Menurut saya sangat sulit kalau 35.000 MW. Tapi tambahan 23.000 MW saja sudah cukup untuk mengikuti pertumbuhan ekonomi 6%," tutupnya. (ang/ang)











































