PLTP Lahendong unit 5 dan 6 merupakan Total Project dengan total investasi sebesar US$ 282,07 juta atau sekitar Rp 3,778 triliun (kurs Rp 13.400), di mana sejak tahap eksploitasi panas bumi hingga pembangkitan listrik dilakukan oleh PGE. Listrik yang diproduksi akan disalurkan kepada PT PLN (Persero). PLTP Lahendong 5 dan 6 memiliki kapasitas 2 x 20 megawatt (MW).
![]() |
Hal ini berbeda dengan PLTP Unit 1-4 di mana PGE hanya menyalurkan uap kepada PLN untuk kemudian membangkitkan listrik melalui PLTP milik PLN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 5 sumur produksi fluidanya 1.200 ton per jam. Bentuknya campuran uap dan air panas," jelas Direktur Operasi PGE Ali Mundakir di PLTP Lahendong unit 5 dan 6, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Senin (26/12/2016).
"Uap yang dipisahkan jumlahnya 300 ton per jam, sisanya adalah air panas," tambah Ali.
![]() |
Uap panas tersebut kemudian dialirkan melalui pipa ke pembangkit yang akan memutar turbin. Setelah itu, turbin menggerakkan generator yang akan menghasilkan listrik.
"Dialirkan ke pembangkit kemudian memutar turbin. Kemudian disambung ke generator kemudian menghasilkan listrik," tutur Ali.
Air yang tersisa kemudian disalurkan kembali ke perut bumi melalui pipa sepanjang 3 kilometer (km). Air tersebut nantinya akan kembali ke ruang panas bumi yang nantinya akan digunakan kembali sebagai sumber energi PLTP.
![]() |
"Sisa air dari separator 900 ton per jam kemudian kita injeksi ke dalam bumi ada 3 km ke bawah sana. Air ini kembali lagi ke sumber panas dan diambil lagi keluar lagi dari sumur produksi," tutup Ali. (drk/drk)