Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, titik serah pengiriman BBM Pertamina merupakan hak dari konsumen untuk menentukan. Menurut dia, semua pelanggan besar Pertamina juga selalu ada pilihan model delivery maupun mode of payment.
"Bisa dengan loco (biaya pengiriman ditanggung pembeli) maupun franco (biaya pengiriman ditanggung penjual). Dalam konteks pengiriman untuk pembangkit listrik, PLN menghendaki agar titik serah BBM hanya sampai di Depo/TBBM dengan pola delivery loco dan Pertamina telah memberikan pelayanan terbaik sebagaimana dikehendaki PLN. Pertamina bertransaksi langsung dengan PLN tanpa perantara dan skema yang sekarang dilakukan adalah sesuai keinginan pembeli," kata Wianda dalam keterangan tertulis kepada media, Kamis (29/12/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, Pertamina tidak mungkin melakukan subsidi silang sebagaimana untuk BBM bersubsidi karena harus menjaga daya saing harga BBM Pertamina di daerah lainnya.
"Karena untuk pembangkit dengan konsumsi BBM besar, PLN melakukan tender untuk mendapatkan harga terbaik sehingga apabila diminta melakukan subsidi silang, akan mengurangi daya saing Pertamina dalam tender pasokan BBM kepada PLN di tempat lain," ujarnya.
Wianda menambahkan, sudah menjadi tugas Pertamina untuk terus kedepankan efisiensi termasuk terapkan rantai suplai yang efektif agar harga senantiasa kompetitif bagi para konsumen.
"Kami berharap semangat sinergi dan kedepankan solusi bersama menjadi landasan utama sebagai sesama BUMN yang bekerja untuk penuhi kebutuhan energi masyarakat," tutupnya. (mca/drk)











































