Molornya PLTU Sumsel-8 disebabkan oleh belum siapnya jaringan transmisi 500 kV di Sumatera. Tanpa jaringan 500 kV itu, listrik dari PLTU Sumsel-8 tidak dapat didistribusikan. PLN baru dapat menyelesaikan pembangunan transmisi 500 kV pada sekitar 2021 atau 2022.
"Kalau nggak 2021 ya 2022, tergantung kami punya jaringan 500 kV selesai," kata Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, kepada detikFinance di Jakarta, Sabtu (7/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi setelah diperhitungkan ulang, ternyata cadangan daya listrik (reserve margin) di Pulau Jawa sudah cukup tinggi, di atas 30%. Sedangkan di Sumatera, masih banyak daerah yang defisit listrik atau cadangannya di bawah 30%.
Maka diputuskan PLTU Sumsel-8 tidak akan mengalirkan listrik ke Jawa, tapi untuk Pulau Sumatera sendiri saja. "Sudah diputuskan buat Sumatera saja. Sumatera masih defisit," tegas Sofyan.
Sebagai informasi, PLTU Sumsel-8 merupakan bagian dari program 35.000 MW. Biaya investasi proyek ini sekitar US$ 1,6 miliar. Independent Power Producer (IPP) yang membangunnya adalah konsorsium PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Hudian Corporation.
Setelah rampung pada 2022, PLTU Sumsel-8 akan melalui tahap uji coba (commisioning) sebelum beroperasi penuh. Dijadwalkan pembangkit ini beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2023. (mca/hns)











































