Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja didampingi Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo hari ini meninjau langsung penyambungan selang gas langsung ke kompor-kompor di Perumahan Sentosa Perdana, Kelurahan Tembesi, Kecamatan Sagulung, Kota Batam.
"Kita lihat barusan tadi yang di Batam sudah gas in, jadi sudah mengalir ke rumah tangga. Setelah gas dialirkan, apinya bagus," kata Wirat saat ditemui di Batam, Kamis (12/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Kita sudah ngobrol sama bapak ibu penggunanya, apinya biru, sangat bersih, dan lebih aman dari LPG karena tekanannya cuma 0,2 bar, kalau LPG 5-7 bar," ujarnya.
Negara juga diuntungkan karena gas bumi tak memerlukan subsidi seperti LPG. Impor LPG juga dapat dikurangi dengan semakin banyaknya sambungan gas rumah tangga. Devisa negara pun dapat dihemat.
"Yang dihemat pertama adalah subsidi elpiji. Kedua, 67% LPG kita kan impor sementara gas dari dalam negeri," tukasnya.
![]() |
Selama 2016, sebanyak 89.000 sambungan gas rumah tangga dibangun dengan biaya dari APBN. 89.000 rumah tangga itu berada di kota Tarakan, Batam, Surabaya, Prabumulih, Cilehon, dan Balikpapan.
"2016 kita sudah bangun 89.000 sambungan rumah tangga. Yang sudah kita bangun 2016 kemarin di Batam, Tarakan, Surabaya, Prabumulih, Cilegon, Balikpapan. Jadi ada 6 kota, satu per satu gas in supaya masyarakat bisa mulai memanfaatkan gas rumah tangga ini," papar Wirat.
Sedangkan pada tahun ini, direncanakan akan dibangun sambungan gas baru untuk 56.000 rumah tangga.
![]() |
"Di antaranya di Bontang, Samarinda, Mojokerto, Pali, Bandar Lampung, Pekanbaru, Muara Enim. Daerah itu daerah yang menghasilkan gas, sudah ada jaringan untuk industri dan sebagainya, tidak terlalu jauh untuk memasang jaringan," tutupnya. (mca/ang)