Awalnya Kementerian ESDM ingin membangun 200.000 sambungan gas rumah tangga di tahun ini. Tapi kemampuan anggaran negara terbatas sehingga hanya 56.000 sambungan saja yang akan dibangun.
"Untuk 2017, di awal kita mengusulkan anggaran untuk 200.000 rumah tangga. Tapi karena keterbatasan anggaran diturunkan jadi 56.000 sambungan rumah tangga," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, saat ditemui di Perumahan Sentosa Perdana, Batam, Kamis (12/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambungan gas rumah tangga hanya dapat dibangun di daerah-daerah yang memiliki cadangan gas dan sudah memiliki jaringan pipa gas besar, tinggal disambung saja ke rumah-rumah.
"Daerah itu daerah yang menghasilkan gas, sudah ada jaringan untuk industri dan sebagainya, tidak terlalu jauh untuk memasang jaringan," tuturnya.
Wirat meminta dukungan dari pemerintah daerah (pemda) untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga ini. Misalnya kemudahan dalam perizinan supaya proyek bisa berjalan lancar.
"Kita butuh dukungan juga dari pemda karena waktu membangun banyak menyeberang jalan, melalui jalur kereta api, jadi kalau pemda sangat membantu itu bisa cepat sekali pembangunannya," ucapnya.
Pada 2016, sebanyak 89.000 sambungan gas rumah tangga dibangun dengan dana APBN. 49.000 sambungan ditugaskan kepada PGN dan 40.000 sambungan ke Pertamina.
Ada 6 kota yang mendapatkan sambungan gas pada 2016, yaitu Batam, Tarakan, Surabaya, Prabumulih, Cilegon, dan Balikpapan.
"Tahun 2016 kita sudah bangun 89.000 sambungan rumah tangga. Yang sudah kita bangun 2016 kemarin di Batam, Tarakan, Surabaya, Prabumulih, Cilegon, Balikpapan. Jadi ada 6 kota, satu per satu gas in supaya masyarakat bisa mulai memanfaatkan gas rumah tangga ini," pungkasnya. (mca/ang)