Dalam kunjungan kerja ini, Jonan akan menghadiri International Renewable Energy (IRENA) dan mempelajari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di sana.
"Pak Menteri akan ke UEA untuk menghadiri IRENA dan mau lihat PLTS murah," kata Kepala Biro Komunikasi Kementerian ESDM, Sujatmiko, saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pembanding, biaya pokok produksi (BPP) listrik di Indonesia saat ini sekitar Rp 1.352/kWh. Sumber energi yang paling banyak digunakan untuk kelistrikan adalah batu bara. Harga listrik dari batu bara sekitar Rp 800/kWh.
Artinya, biaya produksi listrik dari tenaga surya di UEA bahkan jauh lebih murah ketimbang listrik batu bara di Indonesia.
Jonan mengaku heran dengan harga energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia yang sangat mahal. Ia membandingkan tarif listrik yang dihasilkan PLTS di UEA dengan di Indonesia.
Maka ia pergi langsung ke UEA untuk mencari tahu penyebabnya. Kalau BPP listrik dari EBT di Indonesia bisa murah tentu akan sangat menguntungkan masyarakat. BPP listrik efisien berarti tarif listrik juga bisa turun. (mca/ang)











































