RI Ikuti Forum Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi

Laporan dari Abu Dhabi

RI Ikuti Forum Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi

Wahyu Daniel - detikFinance
Sabtu, 14 Jan 2017 14:52 WIB
RI Ikuti Forum Energi Terbarukan Internasional di Abu Dhabi
Foto: Wahyu Daniel
Abu Dhabi - Pengembangan energi terbarukan menjadi salah satu fokus pemerintah. Indonesia yang kaya akan sumber energi terbarukan, harus perlahan mengurangi ketergantungannya terhadap energi fosil.

Pada 14-15 Januari 2017, Indonesia ikut serta dalam pertemuan International Renewable Energy Agency (IRENA) di Dubai, Uni Emirat Arab.

Dalam pertemuan kali ini, pemerintah Indonesia diwakilkan oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Porsi energi terbarukan di Indonesia saat ini 10% dari total penggunaan energi. Lalu ditargetkan menjadi 13% di 2019, dan mencapai 23% di 2025," kaya Rida sebelum acara IRENA, di Hotel St. Regis, Abu Dhabi, Sabtu (14/1/2017).

Dia mengatakan, energi terbarukan saat ini sudah cukup mainstream. Sama seperti energi fosil yang konvensional. Sudah banyak negara yang mengembangkannya.

RI Ikuti Forum Energi Terbarukan Internasional di Abu DhabiFoto: Wahyu Daniel

Bagi Indonesia, tantangannya saat ini adalah membuat tarif energi terbarukan ekonomis dan bersaing dengan energi fosil. Seperti diketahui, teknologi untuk pengembangan energi terbarukan ini termasuk mahal.

Bila tarif energi terbarukan bisa bersaing di dalam negeri, otomatis investasi energi terbarukan di dalam negeri akan marak dengan sendirinya.

Potensi energi terbarukan di Indonesia memang cukup besar. Untuk panas bumi, potensi di Indonesia sangat besar dan tahun ini direncanakan ada tambahan listrik panas bumi 1,6 gigawatt dari yang telah ada 1,5 gigawatt.

Sementara potensi energi listrik angin di Indonesia mencapai 113,5 gigawatt dan sekarang baru digunakan 6,5 megawatt.

Berikut rencana pengembangan energi Indonesia hingga 2050:
1. Porsi energi terbarukan mencapai 23% di 2025 dan 31% di 2050
2. Minyak berkurang menjadi 25% di 2025 dan di bawah 20% di 2050
3. Batu bara menjadi 30% di 2025 dan 25% di 2050
4. Gas menjadi 22% di 2025 dan 24% di 2050

Dari data IRENA, investasi pengembangan energi terbarukan di dunia meningkat dari US$ 55 miliar di 2004 menjadi lebih dari US$ 260 miliar di 2014.

RI Ikuti Forum Energi Terbarukan Internasional di Abu DhabiFoto: Wahyu Daniel

IRENA merupakan organisasi internasional yang membantu negara-negara di dunia bertransformasi menggunakan energi terbarukan, seperti panas bumi, air, laut, matahari, hingga angin.

Organisasi ini didirikan 26 Januari 2009 dengan anggota 140 negara. IRENA berkantor pusat di Abu Dhabi. Indonesia telah menjadi anggota organisasi ini sejak 2014. (dnl/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads