Impor LPG Naik Terus, Tapi Pasokannya Makin Seret

Impor LPG Naik Terus, Tapi Pasokannya Makin Seret

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 17 Jan 2017 12:06 WIB
Foto: rengga sancaya
Jakarta - Pada 2016 lalu, sekitar 65% dari total kebutuhan Liquified Petroleum Gas (LPG) sebanyak 7 juta ton berasal dari impor. Konsumsi LPG tiap tahun naik 13%, artinya impor juga meningkat.

Tetapi sebaliknya, pasokan LPG baik dari dalam maupun luar negeri semakin sulit didapat. Gas C3 dan C4 untuk LPG merosot produksinya, sebagian besar gas yang baru berproduksi adalah C1 yang kandungan karbonnya lebih rendah, massanya lebih ringan.

"Gas di Indonesia itu makin ringan, kandungan C3 C4 makin enggak ada, hasil LPG makin turun. Di luar negeri pun sama, suplai LPG ke depan makin sulit," kata Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang, dalam Forum LPG Indonesia di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (17/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

SVP Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Daniel Purba, menambahkan bahwa ketergantungan Indonesia pada LPG impor meningkat di 2017.

Sebab, impor LPG merangkak naik hingga 70% dari kebutuhan, dari sebelumnya 65%. "2017 ini 70% lebih LPG impor. Jadi kita makin tergantung impor untuk LPG," ucapnya.

Untuk mengamankan kebutuhan LPG di dalam negeri, ISC Pertamina menandatangani kontrak pembelian jangka panjang untuk 90% impor LPG dari Timur Tengah.

"Pengadaan 90% kita kontrak jangka panjang, 10% kita beli bulanan. Yang kita beli 90% dari Timteng," tuturnya.

Daniel berharap ke depan pihaknya bisa mendiversifikasi sumber pasokan LPG dengan dibukanya Kanal Panama, sehingga bisa diperoleh LPG yang murah.

"Di 2017 dengan mulai beroperasinya Kanal Panama, akan makin banyak LPG dari Amerika ke Asia Pasifik termasuk Indonesia. Kita harapkan harganya lebih menarik, bisa kompetisi dengan sumber-sumber pasokan di Asia Pasifik," pungkasnya. (mca/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads