Direktur Pembinaan Hilir Migas Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami, menjelaskan bahwa yang berhak menikmati subsidi elpiji 3 kg adalah 40% masyarakat dengan tingkat kesejahteraan paling rendah. Data peringkat kesejahteraan masyarakat itu disusun oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
TNP2K membuatnya data 40% masyarakat dengan status sosial ekonomi terendah berdasarkan kriteria-kriteria penilaian seperti kepemilikan aset, perumahan, pekerjaan, tingkat pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang berhak adalah 40% masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terbawah, yang miskin dan rentan miskin," kata Rini dalam Forum LPG Indonesia di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (16/1/2017).
40% masyarakat itu berjumlah 26,7 juta Kepala Keluarga (KK). Dengan asumsi per keluarga ada 4 orang, maka jumlahnya ada lebih dari 100 juta penduduk. Tapi tak semuanya pengguna elpiji 3 kg, perlu verifikasi terlebih dulu berapa dari 26,7 juta KK itu yang merupakan pengguna elpiji 3 kg.
"Ada 26,7 juta KK. Tapi kan itu sebagian besar belum terkonversi ke LPG, terutama di wilayah Indonesia Timur," ucapnya.
Verifikasi akan dimulai dalam waktu dekat. Setelah itu pemerintah membagikan kartu khusus untuk masyarakat yang berhak atas subsidi elpiji. Kartu itu seperti e-money, tapi hanya bisa dipakai untuk membeli elpiji 3 kg.
"Seperti di listrik, datanya harus diverifikasi dulu. Ketika semua orang miskin sudah mendapatkan kartu, itu diberlakukan. Maka beli ke pangkalan LPG dengan harga subsidi," papar Rini.
Subsidi elpiji tepat sasaran akan diuji coba mulai April 2017 di Bali, Batam, Lombok, dan Bangka. "Kita coba dulu di pulau-pulau tertutup seperti Bali, Batam, Lombok, Bangka. Kita koordinasi dulu dengan pemda. Tergantung kesiapan dari perbankan juga," tutupnya. (mca/ang)